KKP Amankan Ekspor Produk Perikanan

NERACA

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meningkatkan ekspor hasil perikanan ke Tiongkok. Sejalan dengan itu, KKP mengajak pemerintah Negeri Tirai Bambu bekerja sama di bidang metodologi dan teknologi dalam mendeteksi keberadaan virus SARS Cov-2 pada produk perikanan. Langkah ini sebagai upaya menjamin mutu dan keamanan produk perikanan yang akan dikirim ke negara tersebut.

 "Kami berharap adanya kerja sama metodologi dan teknologi yang dipakai oleh GACC (otoritas bea cukai Tiongkok) dalam mendeteksi produk-produk perikanan dari Covid-19," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat bertemu Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian di kantor KKP, Jakarta Pusat.

 Lebih lanjut, Trenggono mengakui, Tiongkok merupakan mitra dagang potensial Indonesia khususnya di bidang perikanan. Sebagai importir terbesar, negara tersebut mampu menyerap lebih dari 422 ribu ton produk perikanan Indonesia, di mana komoditas paling diminati adalah cumi-sotong-gurita dan rumput laut. Namun untuk nilai ekspor, Amerika Serikat berada di posisi pertama.

“Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia tahun lalu, Tiongkok memberlakukan pengetatan pemeriksaan setiap produk perikanan yang masuk, termasuk dari Indonesia. Dari pemeriksaan ini, beberapa kali otoritas negara itu mendeteksi virus di kemasan produk perikanan Indonesia,” jelas Trenggono.

Trenggono pun menjelaskan, “setiap produk perikanan yang akan diekspor sebenarnya sudah melalui sejumlah pengujian. Baik itu komoditasnya, pengemasannya, maupun saat pengiriman. Proses pengujian ini turut melibatkan perguruan tinggi supaya hasil yang didapat lebih akurat.”

Artinya, Trenggono menerangkan, kesamaan metodologi dan teknologi dalam mendeteksi virus corona pada produk perikanan menurutnya penting. Selain untuk memastikan keamanan produk, proses perdagangan dua negara juga berjalan tanpa hambatan.

Dalam pertemuan tersebut, KKP mengajak pemerintah Tiongkok untuk berinvestasi di sektor perikanan, khususnya di bidang infrastruktur pelabuhan.

"Mudah-mudahan pertemuan ini bisa jadi tindak-lanjut untuk kita lebih intens berkomunikasi, khususnya soal investasi dan perdagangan perikanan," terangTrenggono.

Sementara itu, Duta Besar Xiao Qian menyambut baik ajakan perluasan kerja sama di bidang perikanan yang ditawarkan oleh KKP. Kerja sama yang terjalin selama ini didominasi bidang budidaya dan industri pengolahan perikanan.

 "Semua bentuk kerja sama dari investasi tentunya bisa dilakukan," urai Xiao Qian.

Xiao Qian juga akan meneruskan ke otoritas terkait permintaan kerja sama KKP tentang metodologi dan teknologi yang dipakai untuk mendeteksi virus penyebab Covid-19 pada produk perikanan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, pun mengaki bahwa perikanan Indonesia mepunyai potensi besar terutama untuk perikanan budidayanya. Hanya saja jika tidak dikelola dengan benar maka hasilnya kurang maksimal. Karena pembudidaya harus sejahtera, kebutuhan pangan nasional akan ikan juga bisa terpenuhi. Makanya harus dikelola antara supply dan demaind nya.

"Sebagai negara maritim kita punya sektor kelautan dan perikanan yang sangat luar biasa. Dan bicara sektor perikanan tergantung tata kelolanya, kita harus menyeimbangkam antara kebutuhan dan barang. Karena kita ingin pembudidaya ada untungnya tidak merugi, harga juga tidak terlalu tinggi sehingga bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat," kata Dedi.

Makanya, Dedi adanya , adanya program bantuan seperti sekarang yang diberikan oleh KKP sangat membantu para pembudidaya untuk menekan biaya produksinya sehingga keuntungan yang mereka dapat bisa lebih, harga ikan di pasaran juga relatif stabil karena ketersediaan stok.

"Program seperti yang dilakukan KKP ini bagus untuk menyeimbangkan antara pembudidaya dan masyarakat. Jadi pembudidaya untung, harga ikan juga tidam terlalu mahal," ujar Dedi Legislator Dapil Jawa Barat VII.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menegaskan bahwa KKP akan terus terus mendorong sektor usaha produktif.

Bahkan, kemajuan internet dan teknologi digital turut mempermudah pemasaran produk perikanan seperti ikan hias. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk belanja online di tengah kondisi pandemi karena lebih mudah dan banyak pilihan sehingga turut memperluas pasar.

“Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan oleh KKP untuk mengadakan pelatihan maupun webinar secara online untuk meningkatkan pengetahuan pelaku usaha budidaya mengenai teknik budidaya hingga model bisnis mulai dari pemula hingga professional,” ungkap Slamet.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…