Ditengah Pandemi Ekspor Ikan Hias Meningkat

NERACA

Bandung - Pandemi covid-19, tak mempengaruhi bisnis ikan hias di Bandung, Jawa Barat. Bahkan, tren perlintasan ekspor ikan hias mengalami peningkatan selama tahun 2020. Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bandung, Dedi Arief memaparkan komoditas ikan hias menunjukkan grafik yang menggembirakan dari tahun ke tahun.

"Pandemi malah naik 7,69% dari sisi volume yang kita ekspor," terang Dedi di Bandung.

Sebagai gambaran, periode 2018, BKIPM Bandung mengekspor sebanyak 20.431.156 ekor ikan hias senilai Rp73,3 miliar. Angka ini kemudian meningkat menjadi 21.672.096 ekor dengan nilai Rp79,9 miliar selama tahun 2019. Kemudian di tahun 2020, Dedi mengurai angka lonjakan ekspor sebesar 23.317.318 ekor dengan nilai Rp93,3 miliar.

"Tentu ini menunjukkan permintaan semakin meningkat. Dari sisi nilai ekspor, lonjakannya sebesar 16,68% di tengah kondisi pandemi," tambah Dedi.

Lebih lanjut, menurut Dedi, komoditas ikan hias yang sangat diminati oleh pasar ekspor di antaranya tetra, rasbora dan udang hias. Adapun kolektor peminat ikan-ikan hias ini antara lain berasal dari 51 negara, dimana 3 besar di antaranya ialah Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.

"Yang lebih membanggakan lagi, UPT BKIPM Bandung menduduki peringkat 2 ekspor ikan hias nasional," kata Dedi.

Dedi pun menjelaskan dampak makro hulu kegiatan ekspor ikan hias dari Bandung. Menurutnya, para eksportir ikan hias memiliki pegawai sekira 60 orang dengan rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp4 juta perorang. Angka pelibatan dari komoditas ikan hias semakin luas ketika eksportir juga bermitra dengan para pembudidaya. Berdasarkan pendataan BKIPM Bandung, terdapat 100 pembudidaya yang bekerjasama dengan eksportir melalui skema kemitraan, di mana masing-masing pembudidaya memiliki sekitar 3-4 orang pekerja.

"Dari situ, bisa kita lihat bahwa 1 eksportir memberikan kontribusi pendapatan masyarakat kira-kira 460 orang perbulan," jelas Dedi.

Karenanya, Dedi memastikan jajarannya akan terus memberikan pelayanan guna meningkatkan ekspor dari Bandung. Bahkan, dia menegaskan tak segan untuk jemput bola agar para pelaku usaha tertarik untuk menjadi eksportir.

"Peluang (ekspor) ada, jadi kita akan terus jemput bola. Pandemi bukan halangan bagi kita untuk memberikan pelayanan terbaik, apalagi ada perputaran ekonomi di situ," ungkap Dedi.

Bahkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengakui bahwa KKP akan terus terus mendorong sektor usaha produktif seperti budidaya ikan hias yang saat ini sedang naik dan telah terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya.

“Seperti kita ketahui bersama, pandemi Covid 19 telah menekan berbagai sektor usaha, namun juga membuka berbagai peluang usaha baru bagi sebagian orang. Bisnis budidaya ikan hias termasuk salah satu peluang usaha baru yang banyak dilirik oleh masyarakat karena menjanjikan keuntungan yang besar apabila ditekuni,” jelas Slamet.

Slamet menilai kemajuan internet dan teknologi digital turut mempermudah pemasaran produk perikanan seperti ikan hias. Banyak masyarakat yang lebih memilih untuk belanja online di tengah kondisi pandemi karena lebih mudah dan banyak pilihan sehingga turut memperluas pasar.

“Kemajuan teknologi juga dimanfaatkan oleh KKP untuk mengadakan pelatihan maupun webinar secara online untuk meningkatkan pengetahuan pelaku usaha budidaya mengenai teknik budidaya hingga model bisnis mulai dari pemula hingga professional,” ungkap Slamet.

Meski begitu, Slamet mengakui, bahwa budidaya ikan hias layak untuk dijadikan komoditas unggulan dalam budidaya karena memiliki berbagai keunggulan seperti sistem budidaya yang tidak memerlukan lahan yang luas, nilai jual yang lebih tingi dibandingkan dengan ikan konsumsi serta perputaran uang yang lebih cepat dalam usaha sehingga pelaku usaha dapat lebih cepat dalam pengembalian modal.

“Guna mendukung peningkatan industri ikan hias nasional, selain terus melakukan program diseminasi melalui webinar dan pelatihan, kami juga melakukan koordinasi dengan asosiasi serta pelaku usaha ikan hias untuk dapat mensinkronkan program dengan pemerintah,” ucap Slamet.

Menurut data, sejak tahun 2012-2019 ekspor ikan hias mengalami peningkatan signifikan dari USD 21 Juta menjadi USD 33 juta. Negara-negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia diantaranya menuju ke China, Amerika, Jepang, UK, Singapura, Hongkong, Taiwan, Korea, Australia dan berbagai negara lain.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…