Ini Fakta Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19

Terapi plasma darah konvalesen dapat menjadi salah satu pilihan pengobatan untuk infeksi Covid-19. Studi terbatas menunjukkan terapi plasma darah konvalesen membantu pemulihan pasien Covid-19 dengan kondisi tertentu.

Terapi plasma konvalesen merupakan metode penyembuhan memanfaatkan antibodi yang terdapat di plasma darah. Antibodi ini diambil dari pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 lalu disuntikkan ke tubuh orang lain yang terinfeksi Covid-19. Diharapkan antibodi yang sudah terbentuk dari pendonor atau penyintas dapat melawan virus di tubuh orang yang masih terinfeksi. Berikut sejumlah fakta terkait terapi plasma konvalesen.

1. Terapi sudah digunakan sejak lama

Terapi plasma darah konvalesen sudah digunakan lama. Terapi ini sudah dicoba untuk penanganan Spanish Flu pada 1908, SARS, MERS, Ebola dan influenza H5N1.

2. Cukup aman untuk Covid-19

Terapi plasma konvalesen dinilai cukup aman untuk pasien Covid-19. "Cukup 'aman' (tak ada efek samping nyata)," tulis Peneliti Eijkman Institute Profesor David H. Muljono dalam presentasi mengenai plasma konvalesen untuk Covid-19.  Di negara lain, terapi ini belum menjadi standar pengobatan dan diperbolehkan dalam bentuk uji klinik.

3. Peran plasma konvalesen dalam pengobatan Covid-19

Menurut David, plasma konvalesen berperan sebagai antibodi spesifik, imunomodulator atau meningkatkan sistem imunitas, albumin, dan faktor pembekuan.

4. Donor plasma

Tak semua donor plasma penyintas Covid-19 dapat digunakan untuk pasien yang masih terinfeksi. Dibutuhkan uji kelayakan dan juga kecocokan dengan penerima donor. Pemberian donor juga harus memiliki interval yang sependek mungkin yakni tidak lebih dari 14 hari setelah sembuh.

5. Efek

Terapi plasma darah disebut lebih bermanfaat untuk pasien dengan gejala sedang sampai berat. "Pemberian plasma konvalesen lebih bermanfaat bagi pasien dengan derajat sedang sampai berat, dibanding pasien dengan keadaan kritis," kesimpulan dari presentasi David.

Menurut David, perlu dilakukan uji klinis pada pasien derajat sedang sampai berat untuk mendapatkan pola respons terhadap pemberian plasma konvalesen untuk menetapkan protokol pengobatan penderita Covid-19.

Kriteria Pendonor Plasma Darah Konvalesen

Terapi plasma darah konvalesen dipercaya dapat membantu pemulihan pasien Covid-19. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi penyintas yang ingin mendonorkan plasmanya.

Terapi ini merupakan metode penyembuhan yang memanfaatkan antibodi pada plasma darah. Antibodi diambil dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19 lalu disuntikkan ke tubuh orang lain yang terinfeksi virus corona. Dengan penyuntikkan tersebut, diharapkan antibodi yang sudah terbentuk dari pendonor atau penyintas dapat melawan virus di tubuh orang yang masih terinfeksi.

Peneliti Eijkman Institute, Profesor David H Muljono mengatakan bahwa plasma konvalesen berperan sebagai antibodi spesifik, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh, albumin, dan faktor pembekuan. "[Terapi plasma konvalesen] cukup aman," ujarnya dikutip dari  CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

BERITA TERKAIT

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…