Kampung Arab di Lebak Bangkit Ekonomi di Tengah Pandemi

NERACA

Lebak - Perkampungan Arab Saudi di Kabupaten Lebak Provinsi Banten mampu membangkitkan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 dengan membuka peluang usaha warungan dan aneka makanan.

"Kami menggagas kampung itu berawal para mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi yang kesulitan ekonomi," kata Deni Sopandi, seorang tokoh masyarakat Kabupaten Lebak, Senin (18/1).

Perkampungan Arab Saudi itu tersebar di Kampung Penyandungan, Cisonggom dan Jati Dukuh Gunung Kabupaten Lebak.

Kebanyakan masyarakat di daerah itu para pekerja migran ke luar negeri, namun setelah pemerintah memberlakukan "moratorium" atau penghentian sementara pekerja maka sudah tidak ada lagi warga bekerja ke Arab Saudi.

Saat ini, para eks mantan pekerja ke Arab Saudi tentu mereka kesulitan ekonomi,terlebih adanya wabah pandemi COVID-19. Karena itu, ia menggagas para TKW eks pekerja Timur Tengah mendirikan perkampungan Arab Saudi guna meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

Perkampungan itu, kata dia, tentu sangat unik karena mereka para mantan pekerja migran itu membuka warungan dan kafe-kafe yang menyajikan aneka makanan khas Arab, seperti Kebab, Nasi Kebuli Arab, Hummus, Malabari Paratha, Samosa Arab, Manakessh, Muttabaq dan Khobiz.

Disamping itu juga perkampungan mereka menggunakan bahasa Arab dan kini banyak warga luar daerah datang ke sini. Mereka warga luar daerah selain membeli aneka makanan juga sambil belajar Bahasa Arab itu.

Percakapan Bahasa Timur Tengah dengan pedagang di Perkampungan Arab begitu mudah dibandingkan belajar di madrasah.

"Kami mengapresiasi para mantan pekerja ke Arab Saudi itu dengan membuka usaha warungan dan kafe bisa menghasilkan pendapatan ekonomi hingga mencapai Rp500 ribu/hari," kata mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lebak.

Sementara itu, Eni (40) seorang pemilik kafe Arab Saudi warga Penyandungan Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengatakan bahwa dirinya kini sangat terbantu ekonomi keluarga di tengah pandemi COVID-19 dengan menjual aneka makanan khas Arab Saudi bisa meraup keuntungan Rp350 ribu/hari.

Produk aneka makanan khas Arab itu dijual mulai Rp15.000 sampai Rp25 ribu/porsi.

Ia membuka usaha ini, kata dia, digagas oleh tokoh masyarakat setempat dengan membentuk komunitas mantan eks pekerja Arab Saudi dengan menjual aneka makanan khas Arab. Sebab, di sini sebagian warganya itu pekerja ke Arab Saudi dan mereka percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Arab.

"Kami mengembangkan usaha ini tidak kembali bekerja ke luar negeri dan lebih baik tinggal di negeri sendiri," katanya menjelaskan. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…