Program Vaksinasi, Milik Siapa?

Oleh: Pande K. Trimayuni

Ketua Forum Keluarga Alumni (Fokal) UI

Presiden Jokowi divaksin hari ini, 13 Januari 2021. Jokowi adalah diantara para pemimpin dunia yang bersedia untuk menerima vaksin pertama-tama. Selain Presiden Jokowi, kita ketahui Raja Salman dari Saudi Arabia, Lee Hsien Loong-Perdana Menteri Singapura, Joe Biden-Presiden terpilih dari Amerika Serikat, Raja Hamad Al Khalifa dari Bahrain dan beberapa pemimpin dunia lainnya sudah divaksin untuk memberikan contoh bagi rakyat mereka.

Program Vaksinasi Indonesia adalah program nasional. Penanggulangan Covid-19 sudah melalui proses diantara lembaga eksekutif dan lembaga legislatif. Keberhasilan program vaksinasi adalah keberhasilan kita bersama sebagai bangsa, begitupun jika terdapat kendala, maka kendala tersebut adalah kendala bersama. Pemerintah tentu sudah memiliki strategi yang solid untuk mensukseskan program vaksinasi ini dan skema untuk meminimalisasi/memitigasi risiko.

Ini program Bangsa Indonesia, milik seluruh rakyat Indonesia. Oleh karenanya, ada yang kurang tepat ketika saya melihat di media sosial berseliweran pesan, seperti, “Kami Pendukung Jokowi Siap Divaksin”, “Jangan Mengaku Pendukung Jokowi jika tidak Mau Divaksin”, dan yang sejenisnya.

Vaksinasi Covid-19 sangat dibutuhkan. Semua negara di dunia yang terdampak Covid-19 dapat dikatakan “berebutan” untuk mendapatkan akses obat, APD dan sekarang vaksin untuk warga negaranya. Kita hargai upaya pemerintah yang sudah berhasil mengupayakan ketersediaan vaksin sehingga mudah-mudahan persoalan Covid-19 ini dapat segera kita atasi. Pemerintah sudah menjalin kerjasama dengan China untuk vaksin Sinovac dan menjajagi kerjasama dengan produsen vaksin dari negara lainnya sehingga kebutuhan vaksin dapat terpenuhi. 

Baiknya dukungan yang kita berikan adalah dukungan sebagai anak bangsa, sebagai warga negara. Jika nanti kita berhasil mengatasi masalah ini maka kebanggaan yang muncul adalah kebanggaan bersama sebagai anak bangsa. Begitu juga, jika ada masalah yang terjadi, tidaklah bijak jika kita menunjuk sebagai kesalahan satu orang, satu pihak, satu golongan atau satu pendukung. Keputusan vaksinasi adalah keputusan kita bersama sebagai Bangsa Indonesia.

Jika ingin menunjukkan dukungan terhadap program vaksinasi, bantulah pemerintah untuk mengedukasi masyarakat mengapa vaksinasi itu penting. Gunakan bahasa-bahasa yang menbangkitkan semangat dan persatuan sebagai satu bangsa. Hindari bahasa-bahasa sektarian, bahasa berdasar golongan/kelompok, yang alih-alih membantu, malahan bisa menghambat. Semoga program vaksinasi nasional dapat menguatkan ikatan kita sebagai anak bangsa, yang berjuang bersama untuk keluar dari masalah pandemic Covid-19. Sehingga saatnya nanti kita bisa bersuara lantang penuh kebanggaan, "Yes!! We Did It (as a nation, sebagai Bangsa Indonesia)!!"

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…