KKP Optimis Peningkatan Ekspor di 2021

NERACA

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan kualitas produk hasil perikanan untuk menggenjot volume dan nilai ekspor di tahun 2021.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut berupa pembaruan alat uji, pengembangan sumber daya manusia, hingga penguatan pengawasan akan dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

"Kita siapkan yang terbaik, kita beli kalau perlu," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat rapat bersama para pejabat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Kelautan dan Perikanan (BKIPM) di Jakarta.

Lebih lanjut, menurut Trenggono, dengan pemutakhiran alat uji laboratorium maka diharapkan dapat menciptakan produk perikanan yang diekspor bebas virus dan patogen bahaya lainnya yang dapat mengganggu kesehatan pengonsumsi. Tentunya alat tersebut juga bisa dipakai untuk menguji produk perikanan yang masuk ke Indonesia.

Selama ini, KKP melalui BKIPM melibatkan pihak ketiga untuk membantu pengecekan kualitas produk perikanan, salah satunya universitas (kampus). Ke depannya, Menteri Trenggono berharap KKP lebih mandiri dalam menguji produk perikanan yang ada, baik itu ekspor maupun impor.

"Kita harus punya alat uji sendiri sebagai pembuatan keputusan, jangan bergantung pada pihak ketiga," tegas Trenggono.

Trenggono pun menjelaskan, peningkatan kualitas produk perikanan harus dimulai dari hulu. Jadi selain alat uji yang mutakhir, tim BKIPM dimintanya rutin turun ke lapangan untuk memastikan proses produksi di unit-unit pengolahan ikan berjalan sesuai standar.

Pemutakhiran alat uji hingga penguatan pengawasan ini, diakuinya sebagai bagian dari langkah strategis dalam menyasar pasar internasional sebab hampir semua negara menerapkan standar tertentu untuk produk perikanan yang masuk (impor).

Apalagi ke depan Indonesia butuh perluasan pasar sebab saat ini KKP menggenjot produksi perikanan budidaya untuk komoditas udang vaname, ikan, dan rumput laut. Menteri Trenggono optimistis Indonesia bisa jadi negara penghasil vaname terbesar mengalahkan India.

Sementara itu, Kepala BKIPM Rina menjelaskan nilai ekspor tahun 2021 ditaksir mencapai US$ 6.05 miliar, naik sekitar US$ 1 miliar dari tahun sebelumnya. Sementara Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) targetnya Rp74.4 miliar.

Dengan adanya pemutakhiran alat uji dan penguatan pengawasan, nilai yang dicapai bisa jadi lebih tinggi. "Kalau kita bisa memperkuat laboratorium, jadi bisa dikerjakan di dalam. Itu pengaruhnya akan naik lagi angkanya," terang Rina.x                          

Rina menambahkan, produk perikanan yang keluar dan masuk Indonesia harus bebas dari 37 jenis penyakit ikan. Meliputi 23 jenis virus, 5 jenis bakteri, 3 jenis jamur, dan 6 jenis parasit.

Sehingga dalam hal ini, menurut Sekretaris BKIPM, Hari Maryadi, diperlukan sinergitas dan kerja sama antar lembaga menjadi kunci untuk peningkatan ekspor hasil kelautan dan perikanan. Maka  dalam hal ini KKP melalui BKIPM terus berupaya meningkatkan koordinasi sekaligus membuka peluang kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan.

"Adanya kerja sama diharapkan dapat meningkatkan peran BKIPM di daerah terutama dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan daerah," jelas Hari.

Hari mengungkapkan terdapat tiga azas yang harus dipegang oleh BKIPM dalam melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga. Ketiganya ialah ketertiban, penyerasian, seragam dan sesuai.

Selain itu, kerja sama dengan berbagai lembaga harus dalam semangat sinergitas sekaligus menyingkirkan ego sektoral.

 "Kita sama-sama tingkatkan peran seluruh stakeholder dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan," jelas Hari.

Selain membuka peluang kerja sama, sebelumnya BKIPM juga membekali jajarannya dengan pengetahuan serta kemampuan untuk bernegosiasi atau berdiplomasi di forum internasional. Hal tersebut sangat penting agar substansi teknis dapat tersampaikan dan meningkatkan posisi tawar Indonesia, khususnya di forum internasional.

Saat ini, hasil perikanan Indonesia telah diterima di 158 negara di dunia. Salah satu pasar terbesar ekspor hasil perikanan Indonesia adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Sejumlah 664 Unit Pengolahan Ikan (UPI) telah terdaftar sebagai eksportir di RRT

 

 

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…