Dampak Pandemi Covid-19 - Sidomulyo Selaras Sulit Kejar Target Bisnis

NERACA

Jakarta -Tahun 2020 menjadi tahun terberat bagi emiten transportasi PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) karena ikut terdampak dari pandemi Covid-19. Selain sepinya kontrak baru juga volume angkutan barang ikut menyusut sehingga mempengaruhi kinerja keuangan. Meski demikian, perseroan belum mau merevisi target pendapatan tahun ini sebesar Rp 100 miliar walaupun dirasakan sulit.

Direktur Keuangan Sidomulyo Selaras, Erwin Hardianto mengatakan, pandemi ini mengubah pola transportasi yang umumnya dilakukan. Dimana sebelum pandemi, sistem transportasi yang diberlakukan perusahaan adalah berangkat dengan muatan dan pulang dengan muatan. Namun, kini perusahaan tidak membawa muatan apapun saat pulang,”Selain itu, depresiasi kurs dan bunga juga berimbas pada kinerja perusahaan,”ujarnya dalam public expose virtual di Jakarta, kemarin.

Tahun ini, lanjutnya, perusahaan mengakui target pendapatan Rp100 miliar pada 2020 cukup sulit tercapai. Namun, pihaknya akan tetap berupaya untuk tetap meningkatkan kinerja di sisa tahun 2020. Hingga kuartal III/2020, kondisi perseroan masih tertekan dengan kembali menurunnya pendapatan sebesar 23,82% menjadi Rp63,9 miliar dari posisi Rp84 miliar pada kuartal III/2019. Hal tersebut berimbas pada naiknya kerugian perseroan di periode ini menjadi Rp44,8 miliar atau melesat 181% dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp15,92 miliar.

Kemudian dalam rangka menekan dampak terhadap kinerja keuangan, perseroan berencana melakukan konversi saham untuk melunasi utang senilai Rp 160 miliar. Namun demikian, disampaikan Erwin, saat ini perusahaan masih terus melakukan negosiasi untuk restrukturisasi pembayaran bunga dan utang ke kreditur.”Saat ini pembahasan restrukturisasi utang yang optimal masih terus berjalan. Kami akan mencari jalan yang terbaik,” ungkapnya.

Salah satu upaya yang tengah dibahas perusahaan adalah proses konversi utang-utang menjadi saham. Rencana ini pun telah dibicarakan cukup intensif dan dinilai menjadi salah satu upaya terbaik untuk meningkatkan kinerja sekaligus menekan utang perusahaan. Kendati demikian, Erwin belum dapat memastikan rencana tersebut akan menjadi opsi utama perusahaan dalam upayanya melunasi bunga dan utang yang dimiliki. “Opsi-opsi alternatif selain konversi utang juga masih tetap dibahas perusahaan. Semuanya masih dalam proses, apabila sudah ada kabar lebih jelas akan kami paparkan secara komprehensif,” tandasnya.

Untuk tahun depan, perseroan sendiri mengaku optimis jasa angkutan minyak dan gas akan tumbuh seiring dengan mulai pulihnya harga minyak dunia dan juga target pemerintah menaikan produksi minyak dari 850 ribu barel perhari menjadi satu juta barel. Selain itu, juga ada geliat eksplorasi pertambangan di 300 sumur yang akan dibuka tahun 2021. Maka dari itu, perseroan akan melihat kebutuhan alokasi capex seiring dengan perolehan kontrak yang akan didapat.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…