Sejak Lima Bulan Terakhir - Lonjakan Produksi "Tumbangkan" Harga Batubara

NERACA

 

Jakarta - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mencatat, sejak November tahun lalu, harga batubara terus mengalami penurunan. Bahkan, pada kuartal I/2012, harga batubara lebih rendah dibandingkan dengan harga batubara pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam catatan APBI, turunnya harga batubara ini dipengaruhi karena produksi yang tinggi sehingga pasokan berlebih. Padahal, sepanjang tahun lalu, harga batubara pernah mencapai harga tertinggi sebesar US$ 120 per ton. “Tren penurunan harga sudah sejak akhir tahun lalu. Harga turun sedikit di bawah US$ 100 per ton sejak November tahun lalu,” jelas Supriatna Sahala, Direktur Eksekutif APBI di Jakarta, Senin (21/5).

Sementara itu, pada bulan Mei ini, harga batubara Indonesia turun ke posisi terendah dalam 18 bulan terakhir. Harga Batubara Indonesia Referensi (HBA) untuk pembangkit listrik dengan KCl 6322 turun menjadi US$ 102 per ton, harga terendah sejak November 2010. Padahal pada April, HBA mencapai US$ 105,61 per ton.

Meski demikian, penurunan harga tersebut tidak berdampak pada besaran produksi batubara selama kuartal pertama tahun ini. Supriatna mengatakan, produksi batubara Januari-Maret justru jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Tiga bulan pertama tahun ini produksi sudah 102 juta ton, lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 90 juta ton,” ujar dia.

Produksi Meningkat

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerima pengajuan rencana produksi batubara tahun 2013 dengan total volume produksi 450 juta ton. Jumlah ini melampaui target produksi batubara yang ditetapkan pemerintah.

"Tahun depan, rencana produksi sudah mendekati 500 juta ton. Maka dari itu, kami sangat menaruh perhatian soal pengendalian produksi batubara ini," kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Edi Prasodjo.

Untuk tahun ini, pemerintah memperkirakan, realisasi produksi batubara nasional sebanyak 330 juta ton, dan diperkirakan realisasinya bisa terlewati.

Tahun lalu, realisasi produksi batubara sudah melebihi di atas 330 juta ton. "Yang jelas, komposisi ekspor batubara yang semula 30% sekarang komposisinya tinggal 25% dan nantinya menjadi 10%," terang Prasodjo.

Menurut Edi, pihaknya masih membahas pengendalian produksi batubara itu dalam beberapa bentuk, misalnya, penetapan kriteria batubara yang bisa diekspor dan jenis batubara yang tidak bisa diekspor. "Kami sedang membahas masalah ini," katanya menambahkan.

Sekedar Informasi, Harga Batu bara Acuan (HBA) Maret 2011 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM mencapai US$122,43 per ton atau turun US$4,62 per ton dari USD127,05 per ton pada Februari 2011. Ini merupakan kali pertama HBA mengalami penurunan semenjak konsisten mengalami kenaikan harga dari Oktober 2010 sebesar US$92,68 per ton hingga puncaknya di Februari 2011 mencapai US$127,05 per ton.

Dilansir dari situs resmi Kementerian ESDM, HBA ini merupakan patokan untuk batu bara dengan kualitas kalori sekira 6.322 kkal per kg (gross as received). HBA menggunakan formula yang mengacu kepada rata-rata indeks ICI-1 (Indonesia Coal Index), Platts-1, NEX (Newcastle Export Index) dan GC (Newcastle Global Coal Index). HBA berlaku untuk harga harga spot (kontrak penjualan di bawah 12 bulan) sedangkan untuk harga term (kontrak penjualan lebih dari 12 bulan), harga acuan menggunakan rata-rata HBA tiga bulan terakhir dan harga berlaku untuk penjualan batu bara selama 12 bulan.

Pada HBA Maret 2011 satu hari sebelum bencana gempa bumi yang diikuti tsunami menimpa Jepang. Sampai saat ini belum dapat diprediksi apakah bencana gempa dan tsunami ini akan mempengaruhi harga batu bara Asia. Sampai sehari sebelum bencana gempa dan tsunami, harga thermal coal Australia, yang merupakan benchmark harga batubara di Asia, terbilang stabil mengingat pasar masih dalam posisi menunggu kejelasan kontrak jual beli thermal coal oleh Jepang.

Pembeli dari Jepang merupakan pembeli utama thermal coal Australia seperti Tokyo Electric Power Co (TEPCO), Tohoku Electric Power Co Inc and Chubu Electric. Nama-nama tersebut merupakan perusahaan pembangkit listrik terkemuka Jepang yang tengah bernegosiasi dengan perusahaan tambang Xstrata, eksportir thermal coal terbesar dunia.

Namun, adanya bencana yang menimpa Jepang akan sangat mungkin mempengaruhi proses kontrak jual-beli yang sedang berlangsung sehingga otomatis akan mempengaruhi harga batu bara di Asia. Dari kacamata Indonesia, Jepang merupakan importir batu bara yang cukup signifikan. Menurut data Ditjen Minerba, di 2010 Jepang mengimpor batu bara Indonesia sebesar 24 juta ton atau hampir 10 persen dari total produksi batu bara Indonesia 2010 sebesar 275 juta ton. Realisasi impor batu bara Jepang sendiri pada 2010 berjumlah 116,5 juta ton  atau dengan kata lain pada 2010 saja sekira 20% kebutuhan impor batu bara Jepang dipasok dari Indonesia.

BERITA TERKAIT

Utilisasi Industri Elektronik Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Menanggapi pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Panasonic Holdings, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri…

Pemerintah Fokus Tingkatkan Tata Kelola Program MBG

NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan tata kelola Program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang telah menjadi salah satu…

Pemanfaatan Nilai Budaya Jadi Kunci Dongkrak Ekspor Industri Kreatif

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung dan mengupayakan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat naik kelas…

BERITA LAINNYA DI Industri

Utilisasi Industri Elektronik Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Menanggapi pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Panasonic Holdings, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri…

Pemerintah Fokus Tingkatkan Tata Kelola Program MBG

NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan tata kelola Program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang telah menjadi salah satu…

Pemanfaatan Nilai Budaya Jadi Kunci Dongkrak Ekspor Industri Kreatif

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung dan mengupayakan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat naik kelas…

Berita Terpopuler