Lewat Optimisme dan Inovasi - Bank BJB Songsong Kebangkitan Ekonomi

NERACA

Jakarta - Sinyal pemulihan ekonomi jelang penutupan tahun 2020 ini mulai terlihat lewat sejumlah indikator, salah satunya produk domestik bruto (PDB) yang mulai tumbuh di triwulan III 2020. Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi dalam siaran persnya di Bandung, kemarin mengatakan, gerak pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial yang terjadi secara gradual merupakan sebentuk angin segar yang patut disyukuri.

Menurutnya, optimisme harus terus dibangun mengiringi sinyal-sinyal kebangkitan yang telah diperlihatkan. bank bjb dengan segenap optimisme dan kapasitas yang dimilikinya akan terus mendorong upaya akselerasi kebangkitan ekonomi Indonesia.“Dengan berkaca pada grafik indikator-indikator ekonomi yang mulai memperlihatkan kinerja positif secara umum, bank bjb optimis tantangan yang dimunculkan akbiat pandemi Covid-19 dapat segera teratasi,”ungkapnya.

Disampaikan Yuddy, ini adalah pertanda yang sangat baik bagi seluruh pelaku industri, termasuk bagi industri perbankan yang sejauh ini mengalami tekanan cukup berat. Bank bjb, lanjutnya, dengan segudang pengalaman, konsistensi kinerja dan rangkaian inovasi yang siap dihadirkan akan terus bergerak secara cepat dan tepat demi melanjutkan tren pertumbuhan bisnis sekaligus mengawal kebangkitan ekonomi Indonesia.

Yuddy menambahkan, di tengah kondisi serba menantang yang terjadi akibat pandemi Covid-19, bank bjb bersyukur masih dapat menorehkan kinerja positif. Salah satu indikator kuncinya, total kredit perbankan tumbuh 8,7% year-on-year menjadi Rp88,9 triliun atau berada di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional dengan tingkat risiko yang terkelola. Selain itu, kepercayaan yang besar dari masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank bjb, serta banyaknya masyarakat yang menunda konsumsi atau investasiya di tengah pandemi turut mendorong pertumbugan dana pihak ketiga sebesar 17% y-o-y menjadi Rp115,5 triliun.

Walaupun optimisme kebangkitan ekonomi tengah menyongsong seiring kembali pulihnya aktivitas masyarakat, Yuddy mengatakan perbankan tetap harus berhati-hati. Salah satu potensi yang mesti dicermati ialah potensi relapse nasabah yang menerima fasilitas restrukturisasi kredit perbankan. Kebijakan OJK melakukan perpanjangan POJK Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Restrukturisasi Kredit sampai dengan 31 Maret 2022 dinilai tepat dan sangat membantu, baik bagi industri perbankan maupun debitur, karena stimulus yang hingga saat ini telah diberikan kepada para pelaku usaha belum diimbangi oleh demand yang cukup.

Lebih jauh, Yuddy mengatakan bahwa situasi pandemi ini telah menjadi salah satu katalis transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan, di mana inovasi berbasis teknologi harus terus dilakukan. Di masa “AKB” ini, semua harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pola konsumsi dan perilaku masyarakat. "Preferensi dalam memilih produk, channel distribusi yang digunakan, dan komunikasi produk tentu tidak bisa kita samakan dengan masa sebelum adanya pandemi. Masyarakat sudah terbiasa dan nyaman dengan berbagai kemudahan teknologi yang berkembang pesat di masa pandemi," ujar Yuddy.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…