Swasta Menanti Insentif

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49% secara tahunan (yoy).  Angka pertumbuhan ini sebenarnya lebih baik dibanding sebelumnya (kuartal II-2020), di mana ekonomi tumbuh minus 5,32%. Meski demikian, Indonesia tetap tak bisa menghindari cengkeraman resesi ekonomi.

Adapun salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 masih minus 3,49% menurut kalangan ekonom, karena rendahnya realisasi insentif untuk dunia usaha swasta. "Salah satu pemicu kenapa dunia usaha belum juga pulih karena insentif untuk dunia usaha realisasinya masih rendah, yaitu 29,4%,” ujar peneliti Indef Abra Talatov kepada media elektronik.

Meskipun di kuartal III-2020 dunia usaha sudah mengalami pemulihan di beberapa sektor lantaran PSBB sudah dilonggarkan, tidak seluruh sektor usaha membaik. Misalnya, sektor transportasi kontraksinya memang lebih kecil yang semula di kuartal II-2020 sebesar 30% menjadi 16% di kuartal III-2020.

Kemudian sektor industri manufaktur walaupun masih minus, tapi minusnya berkurang. Sektor perdagangan juga minus 5%. Artinya, setahap demi setahap beberapa sektor sudah mengalami pemulihan dan sektor lain seperti jasa kesehatan meningkat 15,3%.

Kita melihat kontraksi ekonomi RI kuartal III-2020 yang mencapai 3,49% itu masih cukup dalam, kendati pada saat bersamaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilonggarkan. Ini jelas menggambarkan, kegiatan ekonomi belum bisa bergerak signifikan.

Meski demikian, Indonesia di tengah kondisi ekonomi global sudah melampaui titik terendah dan mulai beranjak maju. Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 masih negatif, laju pertumbuhannya relatif sudah bergerak seperti terlihat pada angka negatif yang lebih kecil dibandingkan kuartal II-2020.

Tidak hanya itu. Di masa pandemi saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibanding ketimbang dengan negara lainnya. Seperti Indonesia masih lebih baik dibandingkan Singapura (-7,0%) dan Meksiko (-8,58%).

Dari sisi lapangan usaha, kondisi industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi maupun pertambangan menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan triwulan II-2020. Sektor industri tercatat tumbuh 5,25%, pertanian tumbuh 1,01%, perdagangan tumbuh 5,68%, konstruksi 5,72% dan pertambangan tumbuh 1,72%.

Namun demikian, Indonesia tak bisa menghindari resesi karena ekonomi masih tumbuh negatif. Lantas sebenarnya apa penyebab atau pemicu ekonomi Indonesia tetap tumbuh minus?

Data BPS menunjukkan, pada kuartal III-2020 konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi minus 4,04%. Kondisi ini memperlihatkan masyarakat, khususnya kalangan menengah ke atas belum percaya terhadap penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah. Faktanya, masih banyak kalangan menengah dan atas yang diliputi kekhawatiran untuk belanja di luar rumah. Ini tentu membuat kelas menengah dan atas mengalihkan uang ke simpanan perbankan sebagai simpanan yang aman di kemudian hari.

Situasi ini sulit mengalami perubahan jika masalah fundamental gerak masyarakat masih terbatas, karena masalah pandemi belum tuntas diselesaikan. Hal ini diakui Menkeu Sri Mulyani Indrawati bahwa konsumsi rumah tangga memang masih sangat terbatas di kuartal III-2020. Sebabnya, karena pada periode Juli - September kondisi pandemi Covid-19 sedang berada pada puncaknya.

Untuk itu, pemerintah terus berupaya menggenjot belanja negara agar segera mengalir sebagian ke sektor usaha swasta agar kegiatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan mampu menggeliat pada kuartal IV-2020.

BERITA TERKAIT

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…