BEI Catat Transaksi Tertinggi Rp 32,01 Triliun

NERACA

Jakarta – PT ​​​​​Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai transaksi harian saham tertinggi sepanjang sejarah yaitu mencapai Rp32,01 triliun pada 30 November 2020.”Kami informasikan bahwa hari ini 30 November 2020, BEI mencatat nilai transaksi harian saham di pasar reguler tertinggi sepanjang sejarah transaksi di BEI, yaitu senilai Rp 32,01 triliun, dengan total frekuensi 1.685.213 kali," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W Widodo di Jakarta, kemarin.

BEI pernah mencatat nilai transaksi harian saham di pasar reguler tertinggi sebelumnya pada 25 November 2020 lalu yaitu senilai Rp16,48 triliun dengan total frekuensi 1.412.553 kali. Meski demikian,
IHSG sendiri pada awal pekan anjlok seiring aksi jual panik oleh para investor. IHSG ditutup melemah 170,92 poin atau 2,96% ke posisi 5.612,42. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 37,05 poin atau 4,03% ke posisi 883,06.

Secara sektoral seluruh sektor terkoreksi dengan sektor infrastruktur paling dalam yaitu minus 5%, diikuti sektor aneka industri dan sektor keuangan dasar masing-masing minus 3,92% dan minus 3,31%.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp2,69 triliun. Jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 35,81 miliar lembar saham. Sebanyak 112 saham naik, 405 saham menurun, dan 115 saham tidak bergerak nilainya.

Kemudian IHSG pada pembukaan perdagangan awal  Desember, Selasa (1/12) dibuka menguat 25,48 poin atau 0,45% ke posisi 5.637,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,09 poin atau 0,8% ke posisi 890,15.”Secara sentimen pergerakan IHSG Selasa berpotensi menguat di awal bulan Desember. Meski demikian, pergerakan IHSG dapat tertahan di tengah penantian sederet data ekonomi yang rilis hari ini seperti inflasi Indonesia, indeks kepercayaan bisnis, hingga inflasi Eropa," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi.

Pada November, pergerakan bursa global didorong oleh optimisme vaksin yang mendorong kepercayaan tentang pemulihan ekonomi lebih cepat. Di tempat lain, perang dagang antara China dan Australia masih berlanjut. China pekan lalu memberlakukan bea anti-dumping hingga 212% untuk anggur Australia. Dari komoditas, harga minyak WTI turun 0,26% pada pagi.

BERITA TERKAIT

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…