Medco Energi Bukukan Rugi US$ 130,11 Juta

NERACA

Jakarta- Sampai dengan akhir September 2020, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).membukukan rugi sebanyak US$130,11 juta atau setara Rp1,83 triliun (Kurs Rp14.134). Kondisi ini berbanding terbalik dengan pencapaian periode tahun lalu yang untung US$19,27 juta. Derita rugi yang dialami emiten minyak dan gas (migas) ini akibat dampak pandemi Covid-19.

Perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin menyebutkan membukukan pendapatan di kuartal tiga sebesar US$792,89 juta. Jumlah tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak US$970,24 juta. Penurunan pendapatan secara langsung mempengaruhi pos laba rugi.

Kata CEO Medco Energi Internasional, Roberto Lorato, penurunan kinerja bottom line disebabkan oleh kondisi perdagangan yang sangat sulit terutama pada kuartal II/2020 ketika perseroan mengalami rugi bersih sebesar US$76 juta. Namun, rugi bersih pada kuartal III/2020 berhasil menyusut dari kuartal sebelumnya menjadi sebesar US$34 juta dipengaruhi dry-hole pengeboran laut dalam di Meksiko, harga gas yang rendah, dan permintaan listrik yang terus rendah di entitas usaha Medco Power.

Selain itu, penurunan kinerja bottom line berhasil diimbangi dari laba yang dicatatkan entitas usaha di sektor pertambangan mineral, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Anak usaha yang beroperasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu memberikan kontribusi laba sebesar US$21 juta, ditopang peningkatan harga emas  dan tembaga.

Dalam sembilan bulan tahun ini, MEDC mencatat harga minyak berada di posisi US$39,5 per barel, lebih rendah 39% secara year on year(yoy), sedangkan harga gas di posisi US$5,1 per MMBtu, turun 25% secara yoy. Sejatinya, harga minyak pada kuartal III/2020 telah berhasil pulih ke level US$40,6 per barel, naik 52 persen dari posisi US$26,8 per barel pada kuartal II/2020. Namun, harga gas terus turun pada kuartal III/2020 menjadi sebesar US$4,6 per MMBtu dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya US$5,2 per MMBtu,”Kini, menjelang akhir tahun, harga komoditas mulai pulih dan AMNT telah kembali memperoleh keuntungan dari produksi pertama fase 7 melalui kenaikan harga tembaga dan emas. Pada Kuartal IV/2020 juga harga minyak dan gas telah kembali ke arah positif,” ujar Lorato.

Sementara itu, perseroan mencatat  EBITDA dalam sembilan bulan 2020 sebesar US$422 juta, turun hanya 5% yoy karena efisiensi biaya dan sinergi dari hasil penyelesaian integrasi Ophir Energy, mengimbangi dampak permintaan energi rendah. Lorato juga menjelaskan bahwa likuiditas perseroan tetap kuat dengan kas dan setara US$618 juta pada 30 September, naik dari US$596 juta pada akhir tahun 2019. Kemudian hutang bruto per 30 September 2020 mencapai US$2,5 miliar, turun 6% yoy dan sedangkan hutang bersih sebesar US$2 miliar, turun 9% yoy.

BERITA TERKAIT

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

Rencanakan Buka 20 Gerai Baru - Ace Hardware Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Berhasil membukukan kinerja keuangan yang tumbuh positif di tahun 2023, PT Ace Hardware Tbk (ACES) terus pacu…

BRMS Serap Dana Eksplorasi US$1,45 Miliar

NERACA Jakarta – Di kuartal pertama 2024, emiten pertambangan emas PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melalui lima anak usahanya…