SP Pegadaian Tolak Akuisisi Holding oleh BRI

NERACA

Jakarta - Serikat Pekerja (SP) PT Pegadaian (Persero) mengambil sikap mendukung penuh terkait adanya rencana keinginan pemerintah untuk melakukan sinergi ultra mikro. Namun secara tegas menolak rencana pencaplokan dengan skema holding dan akuisisi yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), sebagaimana tertuang dalam beberapa pemberitaan di media massa.

Ketua Umum SP Pegadaian, Ketut Suhardiono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyatakan bahwa seluruh elemen karyawan PT Pegadaian (Persero) merasa resah dengan adanya pernyataan sikap yang berawal dari berita tentang pencaplokan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) oleh BRI pada 13 November 2020 lalu. Maka mensikapi hal tersebut, pada Musyawarah Nasional (Munas) Serikat Pekerja PT. Pegadaian (Persero) beberapa waktu lalu (25/11) menghasilkan kata sepakat untuk tidak sepakat mengenai wacana holding atau akuisisi dari BRI pada PT. Pegadaian,”Kami serikat pekerja Pegadaian mendukung sinergi ultra mikro yang diwacanakan BUMN. Tapi kami menilai Pegadaian adalah perusahaan yang sehat jadi dengan tegas kami menolak holding dan akuisisi,”ungkapnya.

Maka sebagai perwakilan teman-teman secara resmi, pihaknya diminta untuk menyampaikan pernyataan sikap kendati belum ada pernyataan resmi.  Hanya saja karena wacana ini disampaikan presiden, sehingga mereka merasa sudah pasti. “Sikap kami juga pasti bahwa kami sepakat untuk tidak sepakat soal rencana pencaplokan dengan skema holding dan akuisisi,”tandasnya.

Ketut menyampaikan, ada pertimbangan atas penolakan tersebut, yakni soal eksistensi Pegadaian sejak 1901 sebagai perusahaan telah banyak memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Selain itu, juga layanan produk yang dimiliki Pegadaian itu sangat spesifik dengan kultur nasabah yang berbeda. Diketahui, basis produk Pegadaian adalah layanan syariah dan konven/Gadai. Pegadaian melayani seluruh lapisan masyarakat sampai dengan wong cilik atau pelosok desa. “Kami menyampaikan aspirasi serikat pekerja Pegadaian dari seluruh Indonesia, menyatakan sikap menolak rencana pencaplokan dengan skema holding dan akuisisi,”tuturnya.

Menurutnya, penolakan ini bukan tanpa pertimbangan. Dimana selama Pegadaian berdiri telah tumbuh sebagai perusahaan yang sehat hingga saat ini. Dalam prosesnya, holding haruslah benar dan dipastikan tidak ada BUMN yang tidak baik didalamnya yang bisa menjadi beban BUMN yang baik. Asal tahu saja, Presiden Jokowi pernah mengingatkan, jangan sampai pembentukan holding malah membuat BUMN yang sehat terpengaruh oleh BUMN lain yang kondisi keuangannya kurang baik.

BERITA TERKAIT

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…