Berkah Program Efisiensi - KRAS Cetak Laba Operasi US$ 72,67 Juta

NERACA

Jakarta – Di kuartal tiga 2020, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan laba operasi sebesar US$ 72,67 juta,”Transformasi dan restrukturisasi Krakatau Steel yang dilakukan di segala lini hingga ke seluruh anak perusahaan telah menunjukkan hasil yang baik," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selain, perseroan juga mencatatkan EBITDA positif di kuartal tiga 2020 sebesar US$ 55,99 juta  atau tumbuh dibandingkan periode sama tahun lalu minus US$ 40,51 juta. Perseroan menyebutkan, program efisiensi yang dijalankan berperan besar dalam raihan kinerja positif ini. Tidak hanya itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya operasi setiap bulannya hingga 50%.

Disebutkan, Krakatau Steel melakukan efisiensi biaya operasi diantaranya melalui penurunan biaya energi sebesar 41%, biaya utility 21%, biaya consumable 51% dan biaya suku cadang 60% dibandingkan dengan periode sama tahun 2019. Krakatau Steel juga berhasil menurunkan cash cycle dari 82 hari menjadi 62 hari sebagai upaya untuk memperbaiki arus kas.”Segala upaya yang kami lakukan ini membuat Krakatau Steel mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian nasional yang terganggu akibat pandemi Covid-19," kata Silmy Karim.

Dalam upaya menggerakkan kembali perekonomian nasional yang terganggu akibat pandemi Covid-19, lanjut Silmy, Krakatau Steel mengambil peran penting untuk membantu industri hilir dan industri pengguna nasional melalui inisiatif pemberian relaksasi kepada industri hilir dan industri pengguna. Hal ini dilakukan melalui realisasi kebijakan investasi pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp3 triliun dengan cara penerbitan obligasi wajib konversi yang sudah mendapat persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar 24 November 2020 lalu.

Kata Silmy Karim, posisi Krakatau Steel sebagai penyedia produk baja hulu dinilai sangat berpengaruh dalam menyokong kegiatan operasional industri hilir dan industri pengguna. Oleh karena itu, kebijakan investasi pemerintah akan memberikan fleksibilitas kepada Krakatau Steel untuk membantu konsumen industri hilir dan industri pengguna melalui perpanjangan siklus pembayaran serta pembelian bahan baku sehingga dapat memulihkan pasar dan industri baja.

Dirinya menambahkan, pasar baja domestik telah menunjukkan tanda perbaikan positif. Hingga saat ini pasar baja sudah recovery sebesar 80% dan hal ini memberikan keyakinan bahwa ke depannya di kuartal II tahun 2021 pasar baja domestik akan kembali pulih seperti sebelum masa pandemi. Perbaikan ini juga ditandai dengan kenaikan harga baja internasional. Menurut World Steel Dynamics 23 Oktober 2020, harga baja internasional untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) di kuartal IV 2020 mengalami peningkatan 27,1% dibandingkan dengan harga di kuartal II 2020.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…