Saham PP Properti Dalam Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta – Perdagangan saham PT PP Properti Tbk (PPRO) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) karena terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M. Panjaitan dan P.H. Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Mulyana dalam surat keterbukaan Informasi BEI menjelaskan, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Bursa menginformasikan bahwa informasi terakhir mengenai saham PPRO adalah tanggal 24 November 2020 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia terkait penjelasan atas volatilitas transaksi. Sehubungan dengan terjadinya UMA atas perdagangan saham PPRO, BEI meminta para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, bursa juga menghimbau agar para investor mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya, serta mengkaji kembali rencana corporate action perseroan apabila belum mendapatkan persetujuan RUPS, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Sekadar informasi, pada tanggal 12 November 2020, saham PPRO masih diperdagangkan di harga Rp50 per saham. Sementara itu pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis (26/11) saham PPRO terpantau ditutup di harga Rp96 per saham. Jika dikalkulasi dari harga saham pada Kamis, (12/11) hingga perdagangan siang, maka saham perseroan telah mengalami peningkatan hingga 92%.

Sebelumnya perseroan menjelaskan tidak memiliki informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi harga saham perseroan di lantai bursa. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PP Properti, Deni Budiman pernah bilang bahwa pihaknya baru akan mengadakan paparan publik tahunan pada 3 Desember 2020. Selanjutnya, perseroan juga akan menerbitkan surat utang Medium-Term Notes (MTN) dan obligasi berkelanjutan dalam waktu dekat.“Perseroan memiliki rencana penerbitan MTN dan obligasi berkelanjutan,” ungkapnya.

Sedangkan mengenai informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi  nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal, Deni menyampaikan pihaknya tidak mengetahui hal tersebut. Begitu pula perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu sebagaimana diatur dalam POJK Nomor 60/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu.

Adapun, saham PPRO semakin jauh meninggalkan level Rp50. Berdasarkan data Bloomberg, PPRO melonjak dan terkena auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 30% menjadi Rp91 per saham pada akhir peragangan sesi pertama, Selasa (24/11). Sebelumnya, harga saham PPRO merosot akibat sentimen skandal Jiwasraya. Asuransi pelat merah itu sebelumnya mengoleksi beberapa saham BUMN seperti PPRO dan PT Semen Baturaja Tbk dengan porsi di atas 5%.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…