Aksi Profit Taking Kembali Tekan Laju IHSG

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/11) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) dtutup terkoreksi dipicu aksi ambil untung oleh para investor. IHSG ditutup melemah 21,78 poin atau 0,38% ke posisi 5.679,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,42 poin atau 0,49% menjadi 903,46.”Aksi profit taking terjadi setelah adanya pemberitaan mengenai peningkatan jumlah penderita COVID-19 secara global, serta minimnya data makroekonomi domestik yang memberikan high positive impact terhadap pasar." kata analis Bina Artha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta di Jakarta, kemarin.

Dibuka menguat, IHSG relatif nyaman bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan. Namun pada sesi kedua, indeks melemah dan tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, tujuh sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri paling dalam yaitu minus 2,84%, diikuti sektor infrastruktur dan sektor manufaktur masing-masing minus 1,57% dan minus 1,17%.

Sedangkan tiga sektor meningkat dimana sektor perdagangan paling tinggi yaitu 1,16%, diikuti sektor pertambangan dan sektor keuangan masing-masing 0,25% dan 0,18%. Penutupan IHSG diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing sebesar Rp588,3 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.417.552 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 35,3 miliar lembar saham senilai Rp18,17 triliun. Sebanyak 184 saham naik, 271 saham menurun, dan 168 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore kemarin, antara lain indeks Nikkei ditutup menguat 141,97 poin atau 0,54% ke 26.307,56, indeks Hang Seng naik 81,55 poin atau 0,31% ke 26.669,75, dan indeks Straits Times meningkat 31,85 atau 1,1% ke 2.859,78. Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi, HSG dibuka menguat 34,11 poin atau 0,6% ke posisi 5.735,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 9,66 poin atau 1,06% ke posisi 917,55.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas dalam  laporannya, IHSG diperkirakan berpotensi menguat kembali, sejalan dengan penguatan bursa global. Para pelaku pasar juga akan menunggu rilis data penjualan motor di Indonesia, serta nanti malam menunggu data klaim pengangguran dan data pengeluaran konsumsi pribadi di AS.

Bursa saham AS pada perdagangan Selasa (24/11) semalam kembali menguat dengan Indeks Dow Jones melewati level psikologis 30.000. Pada penutupan perdagangan kemarin, Indeks Dow Jones naik 1,54%, Indeks S&P500 menguat 1,62%, dan Indeks Nasdaq terangkat 1,31%. Penguatan terjadi dengan semakin banyaknya calon vaksin Covid-19 yang diklaim mempunyai tingkat keefektifan lebih dari 90%. Vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca diklaim mempunyai tingkat efektif 90% dengan catatan pemberian suntikan pertama sebesar setengah dosis dan suntikan selanjutnya sebesar satu dosis. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…