Indonesia-Amerika Serikat Susunan Rencana Aksi Bersama

NERACA

Washington DC – Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Arlinda dan Undersecretary US Department of Commerce, Joe Semsar membahas kemungkinan penyusunan rencana aksi bersama untuk mewujudkan peningkatan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

Pembahasan tersebut dilakukan pada pertemuan yang berlangsung di KBRI Washington DC, AS di Washington DC.

Pada 2019, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 27,11 miliar. Jumlah ini ditargetkan menjadi USD 60 miliar. Gagasan ini sebelumnya pernah diangkat pada 2019, namun belum ditindaklanjuti karena kedua pihak fokus pada penyelesaian isu Generalized Systems of Preference (GSP).

“Kedua pihak akan mengidentifikasi langkah konkret dan quick win untuk dikembangkan bersama. Selain itu, USDOC terbuka untuk berbagi best practices bidang perdagangan di AS, antara lain dalam hal promosi ekspor dan berbagi informasi mengenai perdagangan digital,” ungkap Arlinda.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Delegasi RI (Delri) ke AS pada 16–17 November 2020 yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sejumlah agenda dalam pertemuan tersebut, termasuk pembahasan tindak lanjut keputusan GSP dan eksplorasi langkah peningkatan perdagangan dua arah.

Di masa pandemi ini, ekspor perdagangan ke AS tetap terjaga. Ini ditunjukkan oleh surplus perdagangan bagi Indonesia di periode Januari–September 2020 sebesar USD 7,24 miliar, atau naik 16,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seperti diketahui, dalam lima tahun terakhir (2015–2019), neraca perdagangan Indonesia selalu surplus terhadap AS dengan tren 4,68 persen. Pada 2019, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD 8,58 miliar atau meningkat 3,86 persen dari neraca tahun 2018 dengan USD 8,26 miliar. Pada 2019, ekspor utama Indonesia ke AS antara lain udang beku, karet alam, alas kaki, ban, produk tekstil, dan ban. Sedangkan impor utama Indonesia dari AS antara lain kedelai, kapas, serta gandum.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengajak para pelaku bisnis Indonesia dan negara-negara di Kawasan Amerika Latin dan Karibia (Amlatkar) untuk bekerja sama menggali potensi bisnis untuk meningkatkan perdagangan dengan Kawasan tersebut.

Hal ini penting dilakukan, khususnya di tengah perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Ajakan tersebut disampaikan Mendag pada Indonesia-Latin America and Carribean Business Forum (Forum Bisnis INA-LAC).

Forum Bisnis INA-LAC diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dengan tema “Smart Partnership: Refocusing Indonesia-Latin America and the Carribean Economic Relations in the Time of Pandemic.”

“Kita harus dapat mengubah momentum krisis akibat pandemi ini menjadi kesempatan dalam meningkatkan kinerja perdagangan. Forum bisnis ini menjadi jembatan menuju kerja sama besar antara Indonesia dengan 33 negara di Kawasan Amlatkar agar tumbuh menjadi Kawasan yang saling menguntungkan dan menguatkan,” ujar Agus.

Menurut Agus, Amlatkar merupakan kawasan yang menjanjikan dalam melakukan kerja sama dagang. Berdasarkan data yang diolah Kemendag, pada 2019 Kawasan Amlatkar menawarkan potensi ekspor sebesar USD 944,5 miliar.

Namun, ekspor Indonesia ke Kawasan tersebut baru mencapai USD 3,8 miliar. Sementara pada periode Januari–Agustus 2020, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Kawasan Amlatkar sebesar USD 1,6 miliar, dengan pangsa pasar hanya sebesar 0,42 persen dari total impor kawasan ini dari dunia. Ini menempatkan Indonesia di bawah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Kawasan Amlatkar, yaitu kendaraan dan komponennya, lemak dan minyak nabati karet dan barang dari karet, alas kaki, dan kertas dan produk dari kertas. Adapun lima negara tujuan ekspor utama Indonesia di kawasan Amlatkar adalah Meksiko, Brasil, Peru, Argentina, dan Haiti.

Untuk itu, Forum Bisnis INA-LAC sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di Kawasan Amlatkar.

“Forum Bisnis INA-LAC ini akan menjadi salah satu langkah yang diperlukan untuk memajukan Indonesia dan kawasan Amlatkar. Era digitalisasi menjadi solusi yang dapat mendekatkan jarak geografis antara kedua wilayah,” ujar Agus.

Agus juga menyampaikan, untuk meningkatkan akses pasar produk Indonesia di kawasan Amlatkar, saat ini Indonesia sedang menjajaki perjanjian perdagangan dengan beberapa mitra, termasuk MERCOSUR, Peru, Ekuador, dan Kolombia. Nantinya, bersama implementasi perjanjian IC-CEPA sejak 2019, perjanjian perdagangan yang baru akan memfasilitasi kinerja ekspor Indonesia di pasar Amlatkar.

“Tidak lupa pula, melalui forum ini, saya ingin mengajak para pelaku usaha untuk merealisasikan potensi bisnis menjadi bisnis yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, serta memanfaatkan akses pasar yang sudah kita miliki di kawasan Amlatkar yakni IC-CEPA,” imbau Agus.

 

 

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…