Promosikan dan Tingkatkan Ekspor Produk Indonesia

NERACA

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengapresiasi pelaku usaha Jawa Timur yang telah mendukung upaya pemerintah pusat dalam gerakan nasional bangga buatan indonesia dan peningkatan ekspor.

Ini artinya Jawa Timur memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Selain sebagai pusat logistik dan perdagangan nasional, Jawa Timur juga menjadi hub perdagangan untuk kawasan Indonesia Timur.

Pada periode Januari–Oktober 2020, Jawa Timur merupakan salah satu dari tiga besar provinsi yang memberikan sumbangan besar bagi ekspor nasional dengan nilai ekspor sebesar USD 16,9 miliar (12,86 persen).

Selain Jawa Timur, provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional adalah Jawa Barat dengan nilai ekspor sebesar USD 21,53 miliar (16,37 persen), dan Riau sebesar USD 10,85 miliar (8,26 persen).

Sehingga dalam hal ini, untuk mendorong ekspor, Kemendag telah menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka menengah melalui pendekatan produk dan pasar.

Strategi jangka pendek dengan pendekatan produk yang berfokus pada tiga kategori produk, yaitu produk yang tumbuh positif selama pandemi Covid-19, produk yang kembali pulih pasca pandemi Covid19, dan produk yang muncul akibat pandemi Covid-19.

“Sementara untuk pendekatan pasar, strategi akan disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara tujuan ekspor selama penanganan Covid-19 di masing-masing negara. Hingga satu tahun ke depan, negara tujuan ekspor dapat difokuskan pada negara yang kondisi penanganan pandeminya sudah pulih atau mulai pulih, di antaranya Australia, Selandia Baru, Uni Eropa, kawasan Timur Tengah, kawasan Afrika, serta kawasan Amerika,” papar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Lebih lanjut, menurut Agus, untuk strategi jangka menengah Kementerian Perdagangan tengah mengkaji produk yang memiliki kekuatan pasar di negara akreditasi para perwakilan perdagangan.

“Kementerian Perdagangan mengklasifikasikannya dalam tiga kategori, yaitu excellent products yang merupakan produk yang memiliki market power di negara tujuan ekspor; emerging products yaitu produk yang memiliki tren ekspor meningkat selama lima tahun; serta losing products yaitu produk yang memiliki tren ekspor menurun selama lima tahun,” jelas Agus.

Agus menambahkan, pandemi juga telah memberikan dampak di berbagai sektor, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Untuk mendukung UMKM yang terkena dampak pandemi, Presiden telah meresmikan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sejak Mei 2020.

“Kementerian Perdagangan mengajak masyarakat agar selalu menggunakan produk Indonesia, khususnya produk kerajinan pernak-pernik unik asli Indonesia. Untuk itu, Kementerian Perdagangan telah meluncurkan program pernak-pernik unik pada September lalu, melalui berbagai kegiatan yang bertujuan mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia,” jelas Agus.

Disisi lain, Agus pun mengakui di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global serta kondisi pandemi Covid-19, para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) diharapkan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada.

Di antaranya, dengan memanfaatkan momentum bergeraknya kembali roda perekonomian di dalam negeri serta pulihnya perekonomian di beberapa negara tujuan ekspor Indonesia. Pemanfaatan peluang ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

“Para pelaku UKM Indonesia yang berjumlah sekitar 64 juta harus memanfaatkan setiap peluang yang ada secara maksimal. Hal ini mengingat UKM sendiri berkontribusi sebesar 61,07 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dan diperkirakan berkontribusi sebesar 14,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional,” ujar Agus.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga pun mengungkapkan, pemerintah harus memberikan kemudahan berusaha bagi IKM/UMKM, seperti dalam aspek pemberian kredit yang mudah atau stimulus. “Tujuannya yaitu agar peran IKM/UMKM dalam pembangunan ekonomi bisa semakin besar," ungkap Jerry.

Jerry mengatakan, para pelaku IKM/UMKM perlu mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan akses pembiayaan melalui proses asesmen yang lebih sederhana dan bunga yang lebih kompetitif. Untuk itu, sinergi semua pihak dalam meningkatkan daya saing IKM/UMKM Indonesia penting dilakukan agar IKM/UMKM dapat berkontribusi terhadap ekspor Indonesia.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…