Penjualan Bersih Indofarma Tumbuh 28,4%

NERACA

Jakarta– Emiten farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) berhasil mencatatkan penjualan bersih di kuartal tiga 2020 sebesar Rp749,25 miliar, naik 28,4% secara tahunan. Sementara rugi bersih perseroan tercatat mengecil dari periode sebelumnya Rp34,84 miliar menjadi Rp18,88 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Kendati mengalami kerugian lain-lain sebesar Rp5,4 miliar, namun perseroan berhasil menekan beban penjualan 4,12% menjadi Rp95,94 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar 8,62% menjadi Rp75,24 miliar. Berdasarkan segmentasi produk, pendapatan INAF memang masih didominasi oleh penjualan obat ethical di pasar lokal yang mendominasi sekitar 58,82% dari total pendapatan dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Segmen itu turun tipis atau sebesar 5,14% secara tahunan.

Adapun, segmen penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya di dalam negeri meningkat pesat 182,04% secara tahunan menjadi Rp286,75 miliar. Kenaikan penjualan juga dibarengi segmen pendapatan dari produk obat ethical yang dijual ke pasar luar negeri yang meroket 385,84 persen menjadi Rp4,42 miliar. Berdasarkan posisi keuangan, liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1 triliun dari Rp879 miliar pada Desember tahun lalu, diikuti dengan penurunan ekuitas menjadi Rp486,05 miliar dari Rp504,93 miliar pada akhir 2019.

Hal ini pada akhirnya membuat aset perseroan meningkat dari Rp1,38 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp1,49 triliun pada September 2020. Perseroan juga mencatatkan kenaikan kas dan setara kas akhir periode sebesar 69,09% menjadi Rp27,1 miliar.

Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno pernah bilang, 50% dari target pendapatan 2020 terkonsentrasi pada kuartal keempat. Perseroan juga saat ini dinilainya masih berusaha untuk memenuhi target penjualan sebesar Rp1,645 triliun sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020.

Adapun, meski dalam kondisi rugi sebesar Rp34,84 miliar pada September 2019 lalu, nyatanya INAF berhasil mencetak profit untuk kinerja keseluruhan tahun tersebut, setelah 3 tahun merugi. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019 yang telah diaudit, perseroan berhasil mencetak laba Rp7,96 miliar, berbalik dari posisi rugi pada tahun sebelumnya sebesar Rp32,73 miliar.

Pada pertengahan tahun ini, Herry Triyatno memang menjelaskan bahwa volume penjualan pada enam bulan pertama setiap tahunnya memang selalu kecil. Dia menjelaskan umumnya bisnis tender akan terealisasi pada kuartal ketiga dan keempat setiap tahunnya. INAF juga sudah melakukan perubahan strategi bisnis dengan perlahan-lahan menaikkan proporsi penjualan reguler apotik, rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain.

Perseron sendiri menyatakan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 4.46 milar dari target Rp 10 miliar. Adapun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp1,64 triliun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…