PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) meraih kontrak baru untuk pembangunan fasilitas Gedung pusat penelitian dan pelatihan Universitas Gajah Mada (UGM) senilai Rp 218,79 miliar. Proyek ini dibiayai pinjaman pemerintah Jepang lewat Japan International Cooperation Agency.

Sugeng Rochadi, Direktur Operasi III WIKA dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan bangga bisa menjadi bagian dalam pembangunan universitas kelas dunia yang mengembangkan kewirausahaan sosial seperti halnya UGM. “Insha Allah, proyek ini dapat selesai tepat waktu dengan kualitas yang memuaskan,” ujarnya.

Proyek pembangunan gedung tersebut akan berlangsung selama 540 hari kalender dengan masa pemeliharaan 260 hari. Lingkup pekerjaan Konsorsium meliputi: struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal dan plumbing. Pembangunan gedung SGLC dan ERIC memiliki beberapa keunggulan, antara lain, berstandarisasi green building platinum & smart building. Proyek ini juga mengimplementasikan sistem teknologi peredam gempa dan IT dalam proses konstruksi, serta mengedepankan sinergi kemitraan dalam pembangunannya.

Kolaborasi dan sinergi kompleks kesemuanya itulah yang kemudian diharapkan menjadi keunggulan pembelajaran bagi 15.000 mahasiswa Fakultas Teknik UGM khususnya dan civitas akademika UGM pada umumnya. Dalam proses konstruksinya ke depan, proyek ini akan menerapkan teknologi peredam gempa dengan sistem viscoelastis vibration rubbers dampers  pertama di Indonesia. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dan/atau kalkulasi mitigasinya adalah rawan gempa di wilayah Yogyakarta.