Laba Bersih Diamond Food Terkoreksi 36,92%

NERACA

Jakarta – Perusahaan produsen makanan dan minuman, PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) mencatatkan laba bersih di kuartal tiga 200 sebesar Rp160,36 miliar, merosot 36,92% dibanding akhir kuartal III 2019 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp254,22 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Kemudian total pendapatan perseroan pada akhir kuartal III tahun 2020 sebesar Rp4,44 triliun, merosot 11,97% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp5,05 triliun. Sementara beban pendapatan tercatat sebesar Rp3,58 triliun atau turun 9,73% dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar Rp3,97 triliun.

Selain itu, pada sisi ekuitas tercatat senilai Rp4,56 triliun atau tumbuh 39,02% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp3,28 triliun. Sementara itu, kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp1,11 triliun atau mengalami penyusutan 51,31% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp2,28 triliun.   

Adapun aset perseroan tercatat senilai Rp5,67 triliun atau naik 1,79% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat senilai Rp5,57 triliun. Sementara kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp290,08 miliar, turun 26,02% dibandingkan akhir III 2019, yang tercatat Rp392,45 miliar. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25%. Hal tersebut didorong oleh kondisi industri makanan dan minuman domestik yang cenderung positif.

Direktur Utama DFI Chen Tsen Nan pernah bilang, perseroan akan lebih agresif lagi setelah melaksanakan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/ IPO) saham. “Pertumbuhan untuk industri makanan dan minuman selama tiga tahun terakhir cukup positif. Target pertumbuhan pendapatan 25% di tahun 2020,” ujarnya.

Chen Tsen menambahkan, target tersebut dapat tercapai karena secara historikal pertumbuhan pendapatan perseroan tiap tahunnya terus meningkat. Tengok saja,  tahun 2019 perseroan bertumbuh sekitar 12%, meski belum di audit tapi sudah jelas bertumbuh. Sementara itu, perseroan menargetkan dapat membukukan laba diatas 25% untuk tahun kerja 2020. “Laba pasti juga akan bertumbuh, yang kami harapkan bisa di atas 25%,” ungkapnya.

Menurut Chen Tsen, pasca IPO perseroan juga akan berencana untuk menambah fasilitas cold storage, namun nanti realisasinya akan mengikuti kondisi pasar. “Kapasitas, harapannya akan bertambah tapi kan itu tergantung pasar, jadi saya belum bisa untuk prediksi,” kata dia.

 

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…