Sentimen Resesi Ekonomi Bikin IHSG Melemah

NERACA

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (22/10) sore kembali ditutup turun tipis di tengah pasar yang masih melakukan aksi "wait and see". IHSG ditutup melemah 4,63 poin atau 0,09% ke posisi 5.091,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,37 poin atau 0,17% menjadi 788,56.

Kata analis Bina Artha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sentimen di pasar saham hari ini relatif sama dengan hari sebelumnya, yaitu pelaku pasar menanti kepastian stimulus AS dan juga adanya sentimen kenaikan kasus Covid-19,”Market juga bersikap wait and see menjelang rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III, terkait kepastian resesi perekonomian Indonesia dari pemerintah," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dibuka melemah, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, tujuh sektor terkoreksi dimana sektor pertambangan dan sektor pertanian turun paling dalam yaitu masing-masing minus 1,01%, diikuti sektor konsumer minus 0,68%. Sedangkan tiga sektor meningkat dimana sektor industri dasar naik paling tinggi yaitu 1,25%, diikuti sektor infrastruktur dan sektor keuangan masing-masing 0,77% dan 0,65%.

Penutupan IHSG sendiri diiringi jual beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp262,45 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 686.064 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,69 miliar lembar saham senilai Rp9,36 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 264 saham menurun, dan 180 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 165,19 poin atau 0,7% ke 23.474,27, indeks Hang Seng naik 31,71 poin atau 0,13% ke 24.786,13, dan indeks Straits Times meningkat 2,38 poin atau 0,09% ke 2.527,99. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 11,66 poin atau 0,23% ke posisi 5.084,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,21 poin atau 0,41% ke posisi 783,99.

Sebanyak 95 saham naik, 101 saham turun dan 146 saham stagnan. Hanya tiga sektor saham yang selamat ke zona hijau, sedangkan tujuh sektor saham lainnya masuk zona merah. Sektor-sektor saham yang menguat adalah sektor perkebunan yang naik 0,19%, sektor industri dasar naik 0,05% dan sektor perdagangan naik 0,03%.

Sedangkan sektor-sektor saham dengan pelemahan terdalam adalah sektor aneka industri yang turun 0,65%, sektor keuangan turun 0,44% dan sektor konstruksi turun 0,25%. Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 928,24 juta saham dengan total nilai Rp 470,84 miliar. Investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 2,78 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 4,1 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 3,3 miliar,  dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 3,1 miliar.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…