Beli Kapal Senilai US$ 7 Juta - Bina Buana Cari Pendanaan Lewat HMETD

NERACA

Jakarta – Danai pembelian kapal baru guna menunjang ekspansi bisnisnya, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) berencana mencari pendanaan di pasar modal dengan penerbitan saham baru atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Jakarta, kemarin.

Corporate Secretary Pelayaran Nasional Bina Buana Raya, Sufisan mengatakan, penandatanganan pemebelian kapal MP Perkasa dan MP Pride yang dibeli dari Marco Polo Offshoe (VI) Pte Ltd telah dilakukan pada 16 Oktober 2020. Adapun harga masing-masing pembelian kapal sejumlah US$ 7 juta. “Perseroan diharuskan membayar deposit sebesar US$ 350 ribu untuk masing-masing kapal sebelum dikirimkan ke perseroan. Pembayaran deposit harus dilakukan oleh perseroan dan tidak lebih dari 90 hari kerja bank,” ujar Sufisan.

Dengan adanya pembelian kedua kapal tersebut, perseroan akan mencatat tambahan aset tetap dan utang sebesar US$ 14 juta. Dalam pelunasan utang ini, perseroan berencana untuk menambahkan modal melalui HMETD atau melalui pembiayaan lain. Perseroan menyebutkan, pembelian kedua kapal ini bertujuan untuk menunjang fokus perseroan di bisnis kapal penunjang lepas pantai. Pada aksi korporasi pembelian kedua tersebut tidak memberikan dampak siginifikan terhadap kelangsungan usaha perseroan.

Sufisan menyampaikan bahwa ke depannya bersama 1 kapal penunjang lepas pantai, 4,5 set kapal tunda dan tongkang, serta 1 kapal self propelled barge akan menjadi penyambungan kelangsungan usaha perseroan setelah sejumlah kapal yang menjadi jaminan diserahkan ke pihak bank untuk penyelesaian utang. Sementara itu dari sisi kinerja keuangan, perseroan memperoelh rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 1,46 juta di semester I-2020, mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang membukukan sebesar US$ 2,86 juta.

Penuruunan tersebut juga dialami pendapatan perseroan yang turun menjadi US$ 7,43 juta dibandingkan dengan semester satu 2019 yang memperoleh pendapatan sejumlah US$ 8,92 juta. Penurunan ini terdiri dari pihak ketiga, yakni kapal penunjang lepas pantai yang memperoleh sebesar US$ 4,92 juta dari semula US$ 6,77 juta dan kapal tunda dan tongkang sejumlah US$ 2,50 juta dari sebelumnya US$ 2,14 juta. Beban langsung perseroan tercatat sejumlah US$ 7,06 juta dibandingkan dengan semester pertama 2019 yang mencatatkan sebesar US$ 9,35 juta.

Dengan demikian, laba bruto perseroan memperoleh sebesar US$ 373 ribu dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bruto US$ 429 ribu. Rugi usaha di semester pertama 2020 tercatat sejumlah US$ 386 ribu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencatatkan sejumlah US$ 1,42 juta. Rugi sebelum pajak penghasilan pun turun menjadi US$ 1,38 juta dari semula rugi US$ 2,77 juta.



BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…