Ganti Logo dan Napak Tilas - Gunung Raja Paksi Berinovasi Bangun Negeri

NERACA

Jakarta- Di usinya yang terbilang tidak muda lagi, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) terus berinovasi dan berkarya membangun negeri. Emiten produsen baja ini, meluncurkan logo baru dan sekaligus merayakan hari jadinya ke-50. Berawal di kota Medan dan bermodalkan kecanggihan mesin electric arc furnace (EAF) dengan kapasitas 5 ton terus meningkat menjadi 500 ton.

Seiring berjalannya waktu, perseroan kini sudah beralih antar generasi dengan terus berinovasi tinggi dalam membangun negeri,”Setelah sebelumnya generasi pertama membangun dan membesarkan GGRP, kini tiba saatnya mempercayakan kemudi pada generasi berikutnya. Generasi yang telah ditempa dengan pengalaman dari keterlibatan sejak dini, generasi yang memegang harapan besar para pendiri untuk berinovasi dan memenuhi tuntutan zaman dengan tetap memperhatikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia,”kata Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, President Director GRP dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Bersamaan dengan transisi kepemimpinan kepada generasi baru, GGRP turut bertransisi dari manajemen keluarga menjadi manajemen yang lebih professional dan perubahan logo yang mendorong perseroan untuk terus maju. Dengan berbekal penguatan prinsip good governance, volume produksi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tony Taniwan, Presiden Komisaris Gunung Raja Paksi menyakini, inovasi dan transformasi merupakan salah satu cara untuk menciptakan kembali gairah bisnis dan membangun kebaikan yang lebih besar bagi industri baja di Indonesia. Maka perubahan logo di tengah selebrasi 50 tahun berdiri, adalah bentuk rasa emosi dan optimisme. “Warna merah dan putih mewakili keinginan kami untuk berkancah mewakili nama Indonesia di pasar dunia dan terus berkontribusi dalam membangun negeri,”ungkapnya.

Saat ini, perseroan memiliki pabrik dan fasilitas pendukung seluas 200 hektar lebih di Cikarang, Bekasi. Perusahaan yang mempekerjakan 5.000 lebih karyawan ini mempunyai kapasitas produksi sebesar 2,8 juta ton baja per tahun, atau sekitar 12% dari kapasitas produksi baja nasional. Selain untuk memenuhi pasar domestik, produksi baja PT Gunung Raja Paksi Tbk kini diekspor ke sejumlah negara seperti Kanada, Australia, New Zealand dan beberapa negara di Asia, Timur Tengah dan Eropa.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan membidik laba sebesar US$ 38,5 juta atau naik 48% secara tahunan (yoy) dari target laba tahun lalu US$ 26 juta. Perseroan memproyeksikan kebutuhan baja akan terus meningkat setiap tahunnya di kisaran 7%-9%.Sehingga tahun ini, diprediksi kebutuhan bisa mencapai 16,01 juta ton atau 61 kg per kapita, dari kebutuhan tahun 2018 yang mencapai 15,08 juta ton atau 57 kg per kapita. Perseroan juga menargetkan bisa meningkatkan volume penjualan baja sebesar 3,3% menjadi 1,25 juta ton. Dengan proyeksi harga baja sekitar US$ 724 per ton, maka GGRP menargetkan pendapatan pada 2019 mencapai US$ 906,64 juta. Sementara itu untuk tahun 2020, perseroan menargetkan penerimaan bisa mencapai US$ 950 juta.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…