Berbagai Kebijakan Dikeluarkan - Kepercayaan Publik di Pasar Modal Tinggi

NERACA

Jakarta – Di tengah kondisi ketidakpastian akibat dampak pandemi Covid-19, tidak menyurutkan kepercayaan publik atau investor terhadap industri di pasar modal. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan minat masyarakat berinvestasi di pasar modal,”Pasar modal tidak luput dari tekanan pandemi. Namun kini, kondisi IHSG secara year to date masih lebih baik jika dibandingkan peer country di Asean, seperti Singapura, Filipina dan Thailand,”kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen dalam seminar di Jakarta, kemarin.

Disampaikan Hoesen, pihaknya menyadari bahwa dalam upaya mengurangi dampak pandemi Covid-19 perlu respon kebijakan yang cepat dan tepat dan diiringi koordinasi yang baik antara pemerintah dengan pemangku kepentingan agar pemulihan ekonomi nasional terarah dan efektif. Upaya tersebut tentunya memerlukan sinergi yang harmoni di antara kementerian, lembaga, dan instansi untuk bersama-bersama fokus pada prioritas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pemerintah sendiri telah menetapkan prioritas pemulihan antara lain meliputi penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dukungan bagi UMKM padat karya, dan pembiayaan korporasi atau perusahaan. Di saat yang sama, adanya kebijakan fiskal yang tepat juga diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi nasional.

Berbagai kebijakan tersebut, lanjut Hoesen, tidak hanya dilakukan di Indonesia, namun juga secara global dilakukan di berbagai belahan dunia. Pasar modal Indonesia pun menyambut baik komitmen pemerintah untuk terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi serta ketahanan sektor riil melalui berbagai kebijakan yang telah ditempuh.”Dalam rangka mendukung upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional, OJK turut andil dan berpartisipasi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan strategis khususnya di bidang pasar modal,”kata Hoesen.

Sepanjang 2020, lanjutnya, OJK telah mengeluarkan paling tidak 35 kebijakan di bidang pasar modal dalam merespon dampak pandemi Covid di Indonesia yang berfokus pada tiga hal. Pertama, relaksasi bagi pelaku industri yang meliputi 12 kebijakan, yang berikutnya adalah pengendalian volatilitas dengan menjaga kestabilan pasar modal dan sistem keuangan yang meliputi 9 kebijakan, dan yang terakhir adalah kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan yang meliputi empat kebijakan," ujar Hoesen.

Hoesen menambahkan, dalam rangka mengurangi dampak pandemi Covid-19, OJK akan terus menjalin kerja sama dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak yaitu pemerintah, lembaga jasa keuangan, organisasi regulator mandiri (SRO), dan asosiasi, serta pelaku industri lainnya termasuk di industri sektor riil.”Dalam hal diperlukan, OJK akan kembali mengeluarkan kebijakan stimulus untuk menjaga stabilitas pasar modal Indonesia," katanya.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…