Sikapi Pasar MRO Global Turun 40% - GMF Indonesia Perkuat Likuiditas dan Arus Kas

NERACA

Jakarta – Ikut terpukul akibat dampak dari pandemi Covid-19, PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. (GMFI) atau GMF AeroAsia telah menerapkan strategi berjenjang mulai dari penerapan strategi jangka pendek, strategi jangka menengah hingga strategi jangka panjang guna menyikapi penurunan pasar MRO global yang diprediksi mencapai 40% pada sepanjang 2020.

Direktur Utama GMFI, I Wayan Susena mengatakan, di semester kedua tahun ini secara berangsur, maskapai penerbangan mulai kembali meningkatkan operasionalnya seiring dengan pelonggaran pembatasan pergerakan di berbagai wilayah dunia. Tren ini, lanjutnya, juga berdampak positif terhadap peningkatan operasional MRO. Rencana jangka pendek awal yang diterapkan GMFI adalah mengelola likuiditas dan arus kas GMFI.“Kami melakukan renegosiasi dengan pelanggan terkait pricing dan terms of payment, serta melakukan percepatan proses penagihan untuk pekerjaan yang sudah selesai”, ujarnya di Jakarta, kemarin.

GMFI pun melakukan penundaan pengeluaran belanja modal (capital expenditure/capex) pada proyek-proyek pengembangan yang belum menjadi prioritas serta melakukan restrukturisasi hutang dengan kreditur. Selain menjaga arus kas, diversifikasi bisnis menjadi strategi yang diterapkan GMFI guna mengoptimalisasi pendapatan. Wayan menambahkan perusahaan mengoptimalisasi kapabilitas yang sudah dimiliki untuk memaksimalkan pendapatan di sektor aviasi.

Selain itu, perseroan juga memaksimalkan perawatan dan modifikasi pesawat kargo, potensi bisnis private jet dan perawatan pesawat angkut militer. Di luar sektor aviasi, GMFI juga melakukan upaya peningkatan bisnis perawatan Industrial Gas Turbine Engine dengan melakukan penetrasi pada industri pertambangan, minyak, dan gas untuk perawatan mesin-mesin turbin.

GMFI juga mencanangkan strategi konsolidasi global sebagai strategi jangka panjang perseoran setelah pandemi Covid-19 berakhir guna mempercepat proses recovery bisnis. GMFI berencana untuk melakukan horizontal alignment dengan para mitra, baik itu MRO dalam negeri, institusi pertahanan, dan pelaku industri sejenis untuk memperkuat ketahanan ekosistem dunia aviasi. Tujuan strategi ini tentunya guna peningkatan kapabilitas, percepatan pengembangan usaha, serta perluasan portfolio customer.

Kata I Wayan Susena, turbulensi di dunia aviasi sangat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan selama semester I/2020. Pendapatan GMFI mengalami penurunan sebesar 35% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi dari turunnya pendapatan berbasis flight hours, penundaan jadwal perawatan akibat operasi pesawat udara yang tidak optimal, serta turunnya penyerapan pelanggan internasional akibat pembatasan akses masuk dari/ke luar negeri dampak pandemi Covid-19.

Namun demikian, perseroan terus memacu ekspansi bisnisnya dengan berencana mengembangkan bisnis di industri pertahanan dan non-aviasi Industrial Gas Turbine and Engine (IGTE) sebagai bentuk antisipasi terhadap dampak pandemi Covid-19. Perseroan menargetkan dua bisnis tersebut bisa berkontribusi hingga 20% terhadap pendapatan pada 2021. 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…