Petani Karet di Lebak Kembali Bangkit

NERACA

Lebak - Sejumlah petani karet di Kabupaten Lebak, Banten kembali bangkit setelah harga di tingkat pengepul relatif baik sehingga dapat menggulirkan ekonomi masyarakat pedesaan.


"Kami menerima informasi karet itu dijual ke Lampung dan dibeli oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," kata Mustopa (50), seorang petani di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Sabtu (19/9).


Petani karet milikya seluas satu hektare itu sebelumnya menjadikan andalan ekonomi masyarakat dengan harga di tingkat pengepul Rp12.000/Kg. Namun, belakangan harga karet di Kabupaten Lebak terpuruk hingga kisaran Rp4.300/Kg, sehingga perkebunan karet banyak dibiarkan tanpa perawatan juga dilakukan penebangan. Sebab, biaya perawatan dan penghasilan tidak menguntungkan akibat harga karet di pasaran anjlok.


Saat ini, petani kembali bangkit karena ditampung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dijadikan bahan campuran aspal karet.


Mereka petani kini menjual karet ke pengepul dengan harga Rp10 ribu/Kg dan pengepul memasok ke Lampung."Kami sangat terbantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menampung karet petani itu," katanya menjelaskan.


Begitu juga Rohman, seorang petani di Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak mengatakan membaiknya harga karet di pasaran itu tentu dapat membangkitkan kembali perekonomian masyarakat.


Sebelumnya, perkebunan karet menjadikan andalan pendapatan ekonomi petani saat harga Rp10 ribu sampai Rp12.000/Kg. Bahkan, petani di sini bisa menjual getah karet seluas satu hektare mencapai Rp12 juta/bulan.


Perkebunan karet di wilayahnya itu berdiri sejak zaman Belanda dan hingga kini masih banyak petani mempertahankan komoditas karet."Kami sekarang menyadap getah karet dari pohon dan diambil getah itu pada Rabu pekan depan," katanya menjelaskan.


Sementara itu, Cenglin (60) seorang pengepul karet di Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini memasok karet ke Lampung sehubungan permintaan meningkat yang ditampung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dijadikan campuran aspal karet.


"Kami menampung getah karet itu tergantung kualitas dengan harga antara Rp9.000 sampai Rp10.000/Kg," katanya menjelaskan. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…