Jaga Daya Beli Masyarakat - BEI Sambut Positif Bantuan Pemerintah

NERACA

Solo – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik program bantuan dana dari pemerintah berupa uang tunai sebesar Rp600.000/bulan selama empat bulan kepada sebagian masyarakat untuk mendorong daya beli.”Harapannya melalui program bantuan ini, yaitu Rp600.000/bulan pemerintah berusaha menggerakkan ekonomi khususnya dari sisi makro. Ini untuk mendorong konsumsi masyarakat karena sebetulnya selama ini yang menopang perekonomian kita adalah sektor konsumsi," kata Kepala BEI Jawa Tengah II, M Wira Adibrata di Solo, kemarin.

Menurutnya, dengan daya beli masyarakat yang tetap terjaga, maka produksi perusahaan juga tidak terhenti. Dengan demikian, kinerja perusahaan akan lebih baik.”Kalau kondisi seperti ini tentu juga akan diapresiasi secara positif oleh pasar, termasuk juga menjadi sentimen positif untuk saham. Sebaliknya, kalau tidak ada daya beli kan produksi perusahaan akan terhenti,"ujarnya.

Sementara itu, meski sempat terjadi penurunan harga saham di awal masuknya Covid-19, dikatakannya, untuk saat ini kondisi lebih baik.”"Sebetulnya ini tergantung kinerja perusahaan juga. Ada yang saat proses 'recovery' (pemulihan) ini justru harga saham melebihi awal tahun, salah satunya perusahaan tambang emas PT Merdeka Cooper Group," katanya.

Pihaknya mencatat untuk harga saham emiten dengan kode MDKA tersebut saat ini di level Rp1.980/lembar. Angka ini naik signifikan jika dibandingkan awal tahun yaitu Rp1.170/lembar. Dia mengatakan, kenaikan harga saham tersebut tidak lepas dari terjadinya kenaikan harga komoditas emas dunia. Bahkan, untuk saat ini harga satu gram emas sudah tembus di angka lebih dari Rp1 juta/gram.
Meski demikian, dikatakannya, ada beberapa perusahaan yang meskipun harga sahamnya sudah membaik, belum mampu menyamai awal tahun. Ia mengatakan salah satunya adalah harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang saat ini berada di level Rp6.950/lembar.”Kalau harga saham Indofood di awal tahun masih di level Rp7.975/lembar, sedangkan paling rendah terjadi di bulan Maret yaitu di angka Rp5.050/lembar," katanya.

Selanjutnya, untuk perbankan juga mulai memperlihatkan kondisi yang lebih baik. Salah satunya untuk BRI, jika pada awal tahu harga saham di angka Rp4.410/lembar, untuk saat ini Rp3.130/lembar."Angka ini sudah meningkat jika dibandingkan dengan bulan Maret di mana awal munculnya Covid-19. Pada saat itu harga saham BRI hanya Rp2.400/lembar,"ungkapnya. (ant/bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…