Pasar Batu Bara Lesu - Pendapatan Indo Tambangraya Turun 26,89%

NERACA

Jakarta – Pada paruh pertama tahun ini, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan penurunan pendapatan sebesar 26,89% menjadi US$ 652,62 juta dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai US$ 892,70 juta. Perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin menjelaskan, penurunan ini seiring dengan pelemahan harga jualan batu bara global.

Perseroan juga menambahkan, penurunan pendapatan dipicu penurunan volume penjualan batu bara, seperti penjualan batu bara pada pihak ketiga turun 25,29% menjadi US$ 589,31 juta dan penjualan kepada pihak berelasi melemah 48,25% mmenjadi US$ 28,82 juta. Alhasil, penurunan penjualan berimbas terhadap pelemahan beban pokok pendapatan sebanyak 23,51% menjadi US$ 558,63 juta, sehingga akhir Juni 2020, Indo Tambangraya memperoleh laba kotor sebesar US$ 93,98 juta.

Meskipun demikian perseroan mampu menekan beban umum dan administrasi terkoreksi 21,54% menjadi US$ 11,29 juta. Namun beban keuangan meningkat menjadi US$ 1,92 juta dan penghasilan keuangan mencapai US$ 1,73 juta. Kemudian setelah dikurangi sejumlah pajak, Indo Tambangraya Megah hanya mampu mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 25,92 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 75,99 juta.

Sementara itu total aset perseroan hingga akhir Juli 2020 berjumlah US$ 1,22 miliar, terdiri dari atas aset lancar US$ 427,78 juta dan aset tidak lancar US$ 800,88 juta. Sedangkan pada pos kewajiban US$ 366,84 juta. Sebagai informasi, emiten perusahaan tambang ini memastikan belum berencana merevisi target produksi tahun ini di tengah pandemi Covid.

Perusahaan masih fokus memperkuat posisi bisnisnya di pasar di tengah ketidakpastian harga batubara global. Dimana target volume produksi batubara sebanyak 20,1 juta ton. Adapun realisasi produksi di kuartal I-2020 tercatat sebesar 4,5 juta ton atau turun 22,4% (yoy).

Direktur Hubungan Investor ITMG, Yulius Gozali pernah bilang, pihaknya belum dapat menyampaikan realisasi produksi batubara di semester pertama mengingat laporan keuangan perusahaan masih dalam proses audit. Dirinya mengakui, penurunan hasil produksi batubara ITMG di triwulan pertama lebih disebabkan target volume produksi di tahun ini yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 23,6 juta ton.

Kendati terjadi penurunan realisasi produksi batubara, manajemen ITMG memastikan belum ada niat untuk melakukan revisi target produksi di tahun ini. Di sisi lain, Yulius menyebut bahwa alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) ITMG di sisa tahun ini akan mengalami penurunan. “Hal ini kami lakukan sebagai upaya konservasi kas internal dalam menghadapi perlambatan ekonomi global,” katanya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…