Hadapi Masa Pandemi Covid-19 - Jokowi Sempat Cemas Soal Ketahanan Bursa

NERACA

Jakarta – Masa awal pandemi Covid-19 pada Maret lalu, tidak hanya memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar modal juga bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dimana Jokowi merasa khawatir ketahanan pasar modal Indonesia saat pandemi masuk ke Indonesia,”Saat kita hadapi pandemi Covid-19 ini ada kekhawatiran dalam diri saya terhadap industri pasar modal Indonesia apakah mampu bertahan. Tentunya kekhawatiran ini beralasan karena menimbulkan ketidakpastian dan mengurangi kepercayaan investasi," ujar Jokowi dalam video virtual peringatan hari jadi pasar modal ke-43 di Jakarta, kemarin.

Namun keraguannya ternyata tidak terbukti. Hal ini dikarenakan BEI telah menjaga kepercayaan investor. "Namun kekhawatiran saya itu hingga saat ini tidak terjadi karena otoritas pasar modal sigap menyiapkan berbagai kebijakan," tambahnya.

Dia melanjutkan, IHSG yang tadinya di atas 6.300-am terus turun hingga menyentuh level terendahnya di posisi 3.937 pada akhir April 2020. Namun setelah itu IHSG kembali pulih dan kini sudah berada di level 5.100-an. Meski begitu volatilitas masih terjadi di pasar modal. Bahkan pasar modal Indonesia tetap dapat menorehkan kinerja yang ini dibuktikan adanya 35 IPO baru tahun ini dan penambahan produk lainya. “Itu jumlah IPO tertinggi di antara bursa ASEAN sepanjang 2020. Jumlah investor Indonesia juga mencapai 3 juta atau naik 3 kali lipat dalam 3 tahun terakhir. Saya sangat apresiasi pencapaian ini,"ujar Jokowi.

Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya telah menyiapkan kebijakan pre-emptive untuk memitigasi terjadinya pemburukan akibat tingginya sentimen negatif pada pasar modal. Terlebih, di masa pandemi virus corona (Covid-19) yang mengguncang dunia.

Disampaikannya, terdapat empat kebijakan yang diambil oleh OJK agar pasar modal tidak mengalami kejatuhan. Diantaranya, pelarangan short selling, buyback saham tanpa RUPS dalam kondisi pasar berfluktuasi signifikan, perubahan batasan auto rejection menjadi asymmetric, dan perubahan batasan trading halt. Serta penyesuaian sesi perdagangan di pre-opening. "Ini merupakan paket kebijakan yang kami tempuh untuk meredam volatilitas. Langkah ini kami lakukan dengan cepat dan terukur dalam merespon dinamika yang terjadi," kata Wimboh.

Menurut dia, berbagai kebijakan relaksasi dikeluarkan agar industri pasar modal dapat tetap bertahan di masa sulit ini, diantaranya relaksasi pemenuhan prinsip keterbukaan, relaksasi kewajiban penyampaian pelaporan, serta stimulus bagi industri pengelolaan investasi. "Kami juga bersinergi dengan Pemerintah maupun BI untuk menggerakkan roda perekonomian di sektor riil diantaranya melalui kebijakan restrukturisasi, penempatan dana, penjaminan kredit dan subsidi bunga," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…