Pendapatan Kabelindo Murni Turun 13,4%

NERACA

Jakarta- Dampak pandemi Covid-19 memukul kinerja keuangan PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) di paruh pertama tahun ini. Emiten kabel ini membukukan penurunan pendapatan bersih Rp 441,19 miliar atau turun 13,4% dari pendapatan bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 509,53 miliar. Infrormasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Beban pokok penjualan KBLM  menurun  12,7% secara year-on-year menjadi Rp 407 miliar. Namun, beban usaha terpantau naik 13,8% menjadi Rp 30,36 miliar. Alhasil, bottomline emiten kabel ini juga mengalami penurunan. KBLM mencatatkan laba bersih periode berjalan senilai Rp 2,61 miliar. Realisasi ini merosot 78,4% secara year-on-year (yoy) bila dibandingkan dengan capaian laba bersih KBLM di semester I-2019 yang mencapai Rp 12,15 miliar.

Laba bersih per saham KBLM juga turun menjadi Rp 2 dari sebelumnya Rp 11 per saham. Direktur Independen Kabelindo Murni seperti dikutip kontan pernah mengatakan, turunnya kinerja keuangan KBLM  merupakan dampak dari pandemi Corona (Covid-19). “Penurunan kinerja akibat pasar lesu oleh pandemi,” ujarnya.

Terbukti, sejumlah penjualan KBLM, baik kepada pihak swasta maupun kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) terpantau menyusut. Penjualan terhadap PT Cakra Lima misalnya, turun 20,8% dari sebelumnya Rp 195,33 miliar menjadi Rp 154,57 miliar. Penjualan terhadap PLN juga turun 37,1% dari sebelumnya Rp 87,08 miliar menjadi Rp 54,73 miliar.

Hanya saja, di semester I-2020 KBLM mencatatkan penjualan kepada PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk (SCCO) senilai Rp 46,45 miliar atau setara 10,75% dari total pendapatan KBLM. Petrus mengatakan, pendapatan tersebut merupakan hasil dari pembelian material dan sedikit kabel dengan tipe khusus. “Antara pabrikan kadang-kadang seperti itu. Bukan pelanggan baru,” sambung Petrus.

Meski demikian, Petrus tetap optimis KBLM mampu membukukan pendapatan Rp 1,2 triliun hingga akhir tahun ini. Sebab, Petrus mengaku, capaian KBLM di semester I- 2020 dan semester I- 2019 tidak terlalu jauh berbeda dibanding mayoritas pabrikan kabel lainya. 

Asal tahu saja, KBLM telah merampungkan penambahan kapasitas produksi kabel low voltage (tegangan rendah) dari semula 650 ton menjadi 800 ton per bulan. Produksi ini berasal dari dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 20 miliar yang merupakan ‘lungsuran’ dari capex tahun lalu. Ke depan, KBLM akan memperkuat penjualan ke sektor swasta dan juga memperkuat penjualan ke proyek-proyek di luar PLN.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…