Volume Pasien Menurun - Siloam Hospitals Bukukan Rugi Rp 130 Miliar

NERACA

Jakarta – Performance kinerja keuangan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) di paruh pertama 2020 tertekan. Pasalnya, emiten pengelola rumah sakit ini mencatatkan pendapatan hingga Rp 3,18 triliun atau turun 5,92% dibandingkan priode yang sama tahun lalu tercatat Rp 3,38 triliun. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan volume pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang menurun sepanjang semester I 2020, khususnya di kuartal II. 

Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya mengatakan, penurunan pendapatan ini disebabkan oleh penurunan volume pasien yang signifikan karena pasien menunda perawatan di rumah sakit karena Covid-19.  Diakuinya, Covid-19 memang menimbulkan dampak negatif pada hasil finansial perseroan. “Saat ini belum jelas kapan kami akan melihat perbaikan keadaan. Walau ada ketidakpastian di masa depan, kami telah menyusun tim manajemen yang kuat yang telah menunjukkan eksekusi yang sangat baik sepanjang tahun 2019 dan 2020," ujarnya.

Sebagai informasi, volume pasien rawat inap di kuartal II 2020 tercatat menurun hingga 44,8% dibanding periode yang sama tahun 2019.  Adapun di kuartal II 2020 ini volume pasien rawat inap menjadi 32.748 pasien. Akibatnya, pasien rawat inap sepanjang semester I 2020 tertekan 18,2% secara tahunan menjadi 100.298 pasien. 

Volume pasien rawat jalan juga tertekan di sepanjang semester pertama 2020. Disebutkan, volume pasien rawat jalan menurun 18,7% YoY menjadi 1.066.161 pasien. Penurunan itu dipicu kunjungan pasien rawat jalan yang menurun di kuartal II menjadi 347.134 pasien, lebih mini 45,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Akibat penurunan tersebut, laba bruto SILO ikut menurun menjadi Rp 956,41 miliar dari sebelumnya Rp 1,08 triliun. Padahal beban pokok pendapatan SILO telah diusahakan ditekan 3,47% YoY menjadi Rp 2,22 triliun. 

Adapun SILO masih membukukan laba usaha di enam bulan pertama 2020, walaupun menurun drastis jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Tercatat laba usaha perseroan di semester pertama 2020 mencapai Rp 4,94 miliar, jumlah tersebut turun 95,47% jika dibanding laba usaha tahun 2019 yang dibukukan Rp 109,15 miliar.  Akan tetapi, perseroan juga menanggung rugi sebelum pajak hingga 76,93 miliar.

Pada semester satu 2020, SILO masih mencatatkan laba sebelum pajak hingga Rp 85,86 miliar. Kerugian ini dipicu oleh meningkatnya beban keuangan hingga 239,98% YoY menjadi Rp 85,88 miliar.  Akibatnya, SILO menanggung rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 130,04 miliar. Padahal di semester pertama 2019 SILO masih mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 4,89 miliar. 

Sekadar informasi, di enam bulan pertama tahun 2020 SILO memiliki aset hingga Rp 8,63 triliun. Jumlah tersebut naik 11,5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,74 triliun.  Sementara itu, total liabilitas SILO tercatat meningkat menjadi Rp 2,81 triliun, dari akhir tahun 2019 yang tercatat Rp 1,75 triliun. Ekuitasnya tercatat Rp 5,82 triliun, menurun dari sepanjang tahun 2019 yang tercatat Rp 5,99 triliun. 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…