MenkopUKM Dorong Peternak Sapi Terintegrasi Dengan Pengolahan Keju

Yogyakarta - Selama ini, kebutuhan nasional akan keju didominasi produk impor. Namun, dengan adanya wabah Covid-19 yang mendunia, pasokan keju impor pun menurun drastis. Tentu saja, hal itu merupakan momentum industri keju nasional untuk mengisi kekosongan tersebut sebagai substitusi produk impor.

NERACA

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkan, "kita harus mematangkan bisnis model yang terintegrasi antara peternak sapi penghasil susu dengan offtaker dari industri pengolahan keju yang saling menguntungkan."

Teten pun mengapresiasi kualitas keju hasil produksi Mazaraat yang tidak kalah dengan keju kelas dunia. "Siapa yang menyangka dari Kabupaten Sleman ada produk keju berstandar dunia," tukas teten usai mengunjungi KUD Samesta (peternakan sapi) dan produsen keju Mazaraat Cheese di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Untuk itu, Teten akan terus meningkatkan ekosistem supply chain diantara koperasi peternak dengan para offtaker. "Saya sudah minta LPDB KUMKM untuk memprioritaskan koperasi produksi seperti ini. Sehingga, kualitas dan produksi keju nasional dapat terus ditingkatkan," tegas Teten.

Terlebih lagi, lanjut Teten, kebutuhan keju nasional terus mengalami peningkatan sekitar 30% pertahun. Bahkan, kini, konsumsi keju sudah menjadi tren kudapan masyarakat. "Jadi, ini momentum untuk mengembangkan industri keju nasional," kata Teten.

Sementara itu, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh suplai bahan baku (susu) dari wilayahnya untuk industri pengolahan keju. Sehingga, produksi keju dalam negeri khususnya dari Sleman bisa terus ditingkatkan.

"Kalau kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan keju, tentu langkah berikutnya adalah ekspor keju ke pasar global," jelas Sri Purnomo.

Oleh karena itu, Sri Purnomo menyarankan agar koperasi-koperasi sapi yang ada di Sleman untuk mengubah pola tradisionalnya dalam memproduksi susu agar bisa masuk ke dalam ekosistem supply chain industri keju yang membutuhkan pasokan susu berkualitas.

"Bila bibitnya bagus dan dikelola dengan bagus pula, maka akan menghasilkan bahan baku yang berkualitas", kata Sri Purnomo.

24 Jenis Keju

Dalam kesempatan yang sama, pemilik industri keju Mazaraat Cheese, Jamie Najmi, menjelaskan bahwa selama lima tahun pihaknya memproduksi keju sudah mampu menghasilkan 24 jenis keju berkualitas dunia.

"Keju yang kami hasilkan berbahan baku terbaik dari bumi Indonesia, khususnya susu dari kawasan Lereng Merapi, Sleman. Bahkan, para ahli keju menyebut kualitasnya lebih baik dari originnya," ungkao Jamie seraya menyatakan bahwa sudah dua tahun terakhir kejunya mengguyur pasar nasional.

Jamie bercerita, “sejak minatnya terhadap dunia keju semakin bertambah, Jamie juga mengukuhkan passion-nya dengan mengambil sertifikat cheese maker tahun 2015 di Kanada dan 2017 di Prancis.”

Atas dasar itulah, Jamie pun berani menjamin kualitas keju yang dihadirkannya tak main-main. Kualitas, kejelasan asal-usul (bahan), dan pemrosesan yang tepat, menjadi modal Mazaraat Cheese yang memiliki cita-cita ingin bisa besar di Asia.

“Namun, proses aging hingga pencucian alat yang besar-besar juga menjadi kesulitan lain sebagai cheese maker,” jelas Jamie.

Saat ini Mazaraat Cheese memiliki sekitar 24 produk. Dengan varian favorit seperti Athan (camembert du Merapi), Khayya (crottin blue goat cheese), Ibra (blue cheese), Halloumi (hard cheese), dan Ghee (clarified butter). Dengan harga dibanderol mulai dari Rp 235-450 ribu per kilogram.

Distribusi Mazaraat Cheese sebagian besar ke Bali, terutama hotel-hotel bintang 4 ke atas. Begitu juga di Yogyakarta dan Jakarta keju ini hadir di beberapa hotel bintang 5 dan supermarket.

Menurut Jamie, usahanya ini bukan bisnis glamor, namun sustain dan trusted. "Nilai bukan hanya value of money, sustainability and traceability, and benefit for many, bukan hanya untuk satu atau dua pihak itu tujuan kami untuk bisa besar di Asia. Kita pamerkan kalau kita mampu bikin keju berkualitas sendiri," ucap Jamie.

Usaha pemerintah untuk mengembangkan pelaku usaha peternakan sapi sapi tidaklah main-main. Sebelumnya, Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang pun turut mengembangkan budidaya sapi

Kepala BET Cipelang, drh. Oloan Parlindungan, M.P. menyampaikan, uji coba pengembangan sapi GB antara BET Cipelang dan PT. Indogal ini dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani pada tahun 2017 lalu.

"Uji coba dilakukan secara terbatas dengan metode Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen beku GB pada sapi Peranakan Ongole (PO) sehingga menghasilkan sapi GB cross," ujar Oloan.

Oloan menambahkan, sapi GB cross di BET Cipelang saat ini sudah ada sebanyak 10 ekor, terdiri dari empat ekor jantan dan enam ekor betina. Sapi GB cross di BET Cipelang ini memiliki komposisi darah GB 50 persen dan 75 persen.

GB cross 50 persen dihasilkan dari persilangan sapi PO dengan semen beku GB, sedangkan sapi GB cross dengan komposisi darah 75 persen diperoleh dengan mengawinkan GB cross 50 persen dengan semen beku GB.

”Sapi GB cross di BET Cipelang mampu lahir secara normal meskipun bobot lahir pedet lebih besar daripada anak PO murni. Sapi GB cross tidak memiliki masalah reproduksi yang dibuktikan dengan lahirnya satu ekor sapi GB 75 persen yang dihasilkan dari metode IB terhadap sapi GB cross betina dewasa," papar Oloan.

 

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…