NERACA
Jakarta – Laris manis tanjung kimpul, dagangan laris duit pada ngumpul. Kondisi inilah yang mencerminkan kinerja keuangan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang masih membukukan untung ditengah beberapa pelaku usaha harus catatkan penurunan laba hingga rugi di tengah dampak pandemi Covid-19.
Emiten ritel ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester pertama tahun 2020 sebesar 23,2% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin disebutkan, realisasi tersebut setara dengan perolehan laba bersih Rp493,26 miliar. Adapun, pendapatan dari pengelola jaringan ritel Alfamart, Alfamidi hingga Lawson tersebut bertumbuh 5,33% secara tahunan menjadi Rp38,08 triliun.
Di sisi lain, beban pokok penjualan yang meningkat sudah menyerap 79,63% dari total pendapatan periode tersebut. Walhasil, margin laba bersih terhadap pendapatan hanya sebesar 1,29%. Berdasarkan segmentasi, pendapatan dari penjualan makanan masih menjadi penopang bisnis perseroan sebesar 64,93%. Namun, penjualan dari segmen bukan makanan dan jasa mengalami pertumbuhan signifikan masing-masing 21,1% dan 94,55% secara tahunan pada periode awal tahun.
Kondisi ini jelas berbeda dari emiten ritel besar lainnya seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) hingga PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) yang merugi di tengah pandemi. Asal tahu saja, sebelumnya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memproyeksikan adanya penurunan pendapatan pada kuartal II/2020, tepat pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung.
Franchise Director Sumber Alfaria Trijaya, Peter Suryadi pernah mengatakan, efek pandemi Covid-19 berpengaruh sangat signifikan terhadap perusahaan. Penjualan pada kuartal II/2020 diperkirakan terkoreksi dibandingkan kuartal I/2020.”Tapi kami mampu beroperasi normal dengan beberapa pembatasan. Namun, total penjualan pada kuartal kedua diproyeksikan menurun 2,7% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini,” ungkapnya.
Terlebih, jika total penjualan kuartal kedua dibandingkan dengan capaian kuartal kedua tahun lalu, yang mana periode Idul Fitri yang sama-sama jatuh pada periode tersebut membuat kinerja keuangannya kian domplang. Terkait pertumbuhan penjualan dengan gerai yang sama atau same store sales growth (SSSG), Peter mengatakan perseroan masih mencatatkan performa yang cukup kuat sepanjang semester I/2020 dengan kenaikan sebesar 8,4% year-on-year.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…