NERACA
Jakarta – Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp6 per saham untuk laba tahun 2019. Adapun perseroan sudah membagikan dividen interim sebesar Rp3 per saham pada bulan Desember 2019 lalu. Walhasil, sisa saldo dividen sebesar Rp3 per saham akan dibayarkan pada Agustus 2020.
Total dividen yang akan dibagikan pada tahun ini berjumlah Rp61,92 miliar, realisasi angka ini setara dengan 44% dari laba bersih tahun 2019. Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Surya Toto Indonesia, Setia Budi Purwadi mengatakan, pihaknya berekspektasi akan sulit mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih untuk kinerja keseluruhan tahun 2020.“Minimal laba kita tidak negatif, tapi nanti kita lihat dulu kinerja dari kuartal ketiga karena semua tergantung dari penanganan Covid-19 sendiri,” ungkapnya di Jakarta, kemarin.
Dengan kondisi saat ini, lanjutnya, belanja modal yang dianggarkan perseroan hanya berkisar Rp50 miliar yang digunakan untuk perawatan mesin rutin. Jika, kondisi ekonomi membaik, perseroan akan mengkaji lagi rencana investasi pabrik atau saniter. Di sisi lain Presiden Direktur Surya Toto Indonesia, Hanafi Atmadiredja mengatakan, perseroan tengah menyasar pasar menengah ke bawah akibat dari daya beli masyarakat dan komposisi ekspor yang masih melemah hingga saat ini.“Fokus bisnis kita mitigasi Covid-19 sama dengan pemerintah, kita promosi higienitas dan cara hidup bersih. Inovasi penjualan kita adalah melalui daring seperti whatsapp yang menjadi alternatif yang aman untuk membeli barang kita,”ujarnya.
Adapun, Hanafi menyampaikan kapasitas produksi perseroan saat ini hanyalah sebesar 60% dari kapasitas maksimum seiring dengan upaya perseroan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di lingkungan sekitar pabrik. Oleh karena itu, perseroan membidik pertumbuhan kinerja bisa sama dengan tahun lalu.”Semoga jika semua berjalan lancar dan bisnis bisa jalan dengan baik, penurunan kinerja di Mei-Juni bisa tercover di akhir tahun nanti," kata Hanafi.
Sementara ini, TOTO mencatatkan penjualan ke segmen ritel lebih dominan dibandingkan segmen proyek karena aktivitas proyek sedang berhenti. Beruntungnya, Hanafi mengungkapkan, penjualan ke pasar ritel tetap stabil. Dirinya yakin hingga akhir tahun nanti penjualan ritel akan jauh lebih banyak dibandingkan segmen proyek.
Untuk mendorong pasar ke segmen ritel, Hanafi membeberkan, TOTO telah melakukan inovasi dengan mendorong dealer berjualan lewat online."Kami bekerjasama dengan dealer di seluruh pelosok, ribuan dealaer kami untuk sama-sama menjual produk secara online sehigga masyarakat bisa tetap aman membeli produk kami," kata Hanafi. Asal tahu saja di 2019, TOTO mencatatkan penjualan senilai Rp 2,06 triliun atau turun 7,73% yoy. Adapun laba bersih TOTO senilai Rp 140,58 miliar.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…