TBLA Bukukan Pendapatan Rp 5,68 Triliun

NERACA

Jakarta – Geliat bisnis perkebunan sawit masih tumbuh positif di tengah pandemi, hal ini ditunjukkan dengan pendapatan usaha PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) naik sebanyak 37,86% menjadi Rp 5,68 triliun hingga semester I-2020, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 4,12 triliun. Namun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perseroan turun sebanyak 10,58% dari Rp 359,13 miliar menjadi Rp 321,11 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin.

Perseroan menjelaskan, peningkatan pendapatan terdiri atas pertumbuhan pendapatan dari pihak berelasi menjadi sebesar Rp 2,12 triliun dan pihak ketiga yang tercatat sebanyak Rp 3,56 triliun. Selanjutnya, peningkatan tersebut juga diikuti juga oleh lonjakan beban pokok penjualan mencapai 46,20% menjadi Rp 4,43 triliun hingga Juni 2020, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 3,03 triliun. Kemudian, laba kotor juga naik menjadi Rp 1,25 triliun dari semula Rp 1,08 triliun.

Peningkatan beban pokok penjualan berakibat terhadap penurunan laba sebelum pajak menjadi Rp 412,74 miliar, dibandingkan realisasi semester I-2019 sebanyak Rp 501,01 miliar. Laba per saham dasar juga turun menjadi dari Rp 67,23 per saham menjadi Rp 60,11 per saham. Perseroan juga mencatatkan peningkatan total aset menjadi Rp 19,34 triliun sampai Juni 2020, dibandingkan dengan periode 31 Desember 2019 yang memperoleh Rp 17,36 triliun. Total liabilitas juga meningkat menjadi Rp 13,68 triliun dari semula Rp 12 triliun dan total ekuitas naik menjadi Rp 5,65 triliun dari sebelumnya Rp 5,36 triliun.

Sebagai informasi, perseroan merencanakan membeli kembali (buyback) saham tahap II. Aksi korporasi ini dilakukan sehubungan dengan kondisi pasar yang berfluktuasi, dan kondisi perekonomian yang melambat karena Covid-19. Jumlah pembelian kembali saham untuk tahap kedua tersebut sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu buyback saham paling banyak 20% dari modal disetor. Dengan demikian, perseroan akan membeli saham kembali sebanyak-banyaknya 100 juta saham atau setara 1,87%. Sumber pendanaan dari aksi korporasi tersebut akan berasal dari saldo laba perseroan atau sejumlah Rp 90 miliar.

Kemudian, alokasi dana untuk aksi buyback saham tersebut berasal dari saldo laba yang belum ditetapkan penggunaanya per 31 Maret 2020 yang tercatat sebesar Rp 3,88 triliun. Tujuan dari dilaksanakannya aksi korporasi tersebut untuk stabilisasi harga saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mengurangi dampak pasar modal yang berfluktuasi signifikan. Kemudian, untuk meningkatkan kinerja saham dimana dalam pelaksanaannya akan meningkatkan laba per saham (earning per share/EPS) dan return on equity (ROE) secara keberjlanjutan.



 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…