Unilever Bukukan Penjualan Rp 21,77 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang paruh pertama 2020, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp 21,77 triliun atau naik 1,44% bila dibandingkan dengan semester I-2019 yang sebesar Rp 21,45 triliun. Perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin menyebutkan, penjualan terbesar Unilever masih disumbang oleh segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang tercatat mencapai Rp 15,1 triliun.

Disebutkan, jumlah tersebut naik 1,96% dari semester I-2019 yang sebesar Rp 14,81 triliun. Kemudian sisanya disumbang oleh segmen makanan dan minuman sebesar Rp 6,67 triliun, meningkat 0,45% dari semester I-2019 yang sebesar Rp 6,64 triliun.  Namun, di tengah kenaikan penjualan, laba tahun berjalan Unilever Indonesia tercatat turun 2,16% dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 3,62 triliun. Begitu juga dialami dengan ebitda yang turun 2,21% dari Rp 3,61 triliun menjadi Rp 3,53 triliun. 

Penurunan laba tersebut disebabkan oleh meningkatnya beban pemasaran dan penjualan dari Rp 3,94 triliun menjadi Rp 4,29 triliun. Diikuti naiknya beban umum dan administrasi dari Rp 1,99 triliun menjadi Rp 2,15 triliun.  Di sisi lain, utang Unilever tercatat mencapai Rp 12,54 triliun. Terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 10,2 triliun dan utang jangka panang sebesar Rp 2,34 triliun. Secara keseluruhan, utang Unilever Indonesia mengalami penurunan dari posisi 31 Desember 2019 yang mencapai Rp 15,37 triliun. Sedangkan ekuitas Unilever Indonesia tercatat mencapai Rp 8,81 triliun.

Adapun posisi kas dan setara kas Unilever di akhir periode semester satu tercatat sebesar Rp 1,311 triliun. Meningkat dari awal periode yang sebesar Rp 628,65 miliar. Unilever mencatatkan arus kas operasi positif Rp 4,08 triliun, dan tercatat menggunakan kas untuk investasi sebesar Rp 347,77 miliar serta untuk kegiatan pendanaan sebesar Rp 3,05 triliun. 

Sebelumnya analis Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto dalam risetnya pernah bilang, perubahan gaya hidup masyarakat di tengah pandemi Covid-19 bisa menjadi sentimen positif terhadap kenaikan penjualan sejumlah produk PT Unilever Indonesia Tbk tahun ini. Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan menjadi tantangan bagi perseroan.

Disampaikannya, Unilever Indonesia merupakan satu dari beberapa perusahaan yang diuntungkan oleh perubahan gaya hidup kesehatan masyarakat di tengah pandemic Covid-19. “Peningkatan kesadaran masyarakat atas kesehatan ditambah banyaknya aktivitas bekerja dari rumah akan berimbas positif terhadap permintaan sejumlah produk perseroan,” tulis dia dalam risetnya.

 Sejumlah produk yang diperkirakan melanjutkan pertumbuhan seiring peningkatan kesadaran kesehatan masyarakat, yaitu perawatan rumah, savory, dan produk-produk jus. Namun, penjualan sejumlah produk konsumsi, seperti es krim dan perawatan tubuh, kemungkinan menghadapi tekanan karena belum berakhirnya pandemi.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…