Acset Indonusa Berhasil Tekan Rugi 37,64%

NERACA

Jakarta – Pada semester pertama 2020, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) membukukan penurunan rugi bersih di menjadi Rp 252,19 miliar dari yang sebelumnya rugi Rp 404,43 miliar. Rugi bersih ini turun 37,64% secara tahunan (yoy). Perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin menyebutkan, penurunan rugi bersih sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 51,58% dari Rp 1,54 triliun di semester pertama 2019 menjadi Rp 748,74 miliar di semester dua 2020.

Kemudian beban pokok pendapatan juga tercatat turun 54,74% dari Rp 1,56 triliun menjadi Rp 707,99 miliar. Beban pokok menyusut karena turunnya biaya subkontraktor dari Rp 961,29 miliar menjadi Rp 312,42 miliar, beban bahan baku turun dari Rp 301,76 miliar menjadi Rp 122,64 miliar dan beban tenaga kerja turun dari Rp 122,77 miliar menjadi Rp 108,75 miliar.

Beban pokok ACST di semester satu ini lebih rendah dari pendapatan sehingga mencatatkan laba kotor Rp 40,75 miliar. Membaik bila dibandingkan dengan kondisi semester I-2020 di mana beban pokok lebih tinggi ketimbang pendapatan sehingga mencatatkan rugi kotor Rp 18,38 miliar. Kondisi ini turut menyumbang turunnya kerugian bersih Acset.

Selain itu, Acset juga terlihat melakukan efisiensi biaya. Hal ini terlihat dari beban penjualan yang turun signifikan dari Rp 1,88 miliar menjadi Rp 382 juta. Beban umum dan administrasi juga turun dari Rp 110,69 miliar menjadi Rp 80,09 miliar. Beban biaya keuangan Acset turut menyusut dari Rp 251,37 miliar menjadi Rp 213,92 miliar.

Di sisi lain, liabilitas Acset tercatat turun signifikan dari Rp 10,16 triliun menjadi Rp 4,13 triliun. Terutama disebabkan oleh turunnya liabilitas jangka pendek dari Rp 9,99 triliun menjadi Rp 3,99 triliun. Sejalan dengan menyusutnya utang kepada pemegang saham dari Rp 3,2 triliun menjadi Rp 2,04 triliun, serta turunnya utang usaha kepada pihak ketiga dari Rp 4,82 triliun menjadi Rp 836,24 miliar.

Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menjelaskan pada total liabilitas terjadi penurunan sebesar 59% terutama berasal dari pos utang usaha pihak ketiga sehubungan dengan pembayaran fasilitas pembiayaan yang dilakukan oleh Acset setelah adanya penerimaan proyek Jalan Tol Jakarta-Cukampek II Elevated.

"Pada total aset Acset terjadi penurunan sebesar 60% dari Rp 10,4 triliun menjadi Rp 4,2 triliun terutama berasal dari penurunan jumlah tagihan bruto pemberi kerja setelah adanya penagihan dan penerimaan dana atas proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated," tulis Maria dalam keterbukaan informasi, Rabu (28/7). Sementara itu ekuitas ACST tercatat sebesar Rp 36,42 miliar.

Adapun saat ini kas dan setara kas pada akhir periode Acset tercatat sebesar Rp 233,67 miliar, meningkat dari kas awal periode yang sebesar Rp 181,76 miliar. Hal ini didukung oleh kas masuk dari operasi sebesar Rp 2,13 triliun, penggunaan kas untuk investasi sebesar Rp 64,39 miliar dan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 2,02 triliun.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…