Absen Bagikan Dividen - Sinar Mas Agro Jaga Likuiditas Saat Pandemi

NERACA

Jakarta – Di tengah ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Covid-19 juga dirasakan dampaknya terhadap bisnis emiten perkebunan dan termasuk kinerja PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) Berangkat dari hal tersebut, perseroan memutuskan untuk absen membagikan dividen final untuk tahun buku 2019 kepada pemegang saham.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, keputusan menunda dividen telah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar Rabu (15/7). Perseroan kembali menjelaskan bahwa keputusan tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2019 dengan mempertimbangkan kondisi ketidakpastian ekonomi dunia di tengah pandemi Covid-19.

Perseroan perlu menerapkan prinsip kehati-hatian terutama untuk menjamin likuiditas dalam rangka mengedepankan tanggung jawab kepada pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan demikian, perseroan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir absen dari pembagian dividen untuk para pemegang sahamnya.

Untuk tahun buku 2018, SMAR membagikan dividen Rp750 per saham atau total mencapai Rp2,15 triliun dividen kepada pemegang saham. Perseroan membagikan dividen menggunakan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya per akhir 2018 sebesar Rp 9,48 triliun. Kemudian, untuk tahun buku 2017 SMAR membagikan dividen sebesar Rp30 per saham dan Rp25 per saham untuk tahun buku 2016.

Adapun, pada 2019 perseroan berhasil mencetak laba bersih Rp898,69 miliar. Jumlah itu naik 50,34% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp597,77 miliar. Sementara itu, total pendapatan SMAR mencapai Rp36,19 triliun sedangkan tahun sebelumnya Rp37,39 triliun. Di sisi lain, pemegang saham juga menyetujui susunan direksi dan dewan komisaris perseroan yang baru untuk masa jabatan 2020-2025.

Sebagai informasi, di kuartal pertama 2020, SMAR membukukan rugi kurs sebesar Rp 1,95 triliun. Nilai itu berbalik dari posisi laba pada kuartal I/2019 sebesar Rp195,27 miliar. Ya, pelemahan rupiah ke level Rp16.367 pada kuartal I/2020 memberikan kerugian bersih perseroan ke level Rp1,41 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun lalu masih mencetak laba Rp478,47 miliar.

Adapun dari sisi top line, SMAR masih membukukan peningkatan 2,01 persen ke level Rp9,61 triliun. Pinta S. Chandra, Investor Relations Sinar Mas Agribusiness and Food seperti dikutip bisnis pernah mengatakan, rugi kurs yang dialami perseroan disebabkan karena utang dalam denominasi dollar. Menilik dari hasil laporan keuangan perseroan, utang jangka pendek dalam bentuk dollar setara dengan Rp9,79 triliun naik 42,91% dibandingkan akhir 2019.

Salah satu pinjaman datang dari PT Bank Pan Indonesia Tbk. US$199 juta dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. US$70 juta. Sementara itu, untuk utang jangka panjang perseroan dalam bentuk dolar setara dengan Rp5,63 triliun. Pinjaman paling besar berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. sebesar RpRp3,13 triliun. "Pada dasarnya Perseroan memiliki natural hedge terhadap Dolar AS di mana meskipun pinjaman berdenominasi dolar AS, penjualan terkait langsung maupun tidak langsung dengan harga pasar CPO dalam dolar AS," katanya.

Pinta menambahkan, bila rupiah terus mengalami penguatan seperti sekarang maka rugi selisih kurs dapat ditekan oleh perseroan. Terutama pinjaman berdenominasi dolar. Selain itu tahun ini perseroan mendapatkan tambahan alokasi kontrak biodiesel sebesar 225.111 kiloliter menjadi 779.392 kiloliter pada tahun ini.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…