Komponen Sepeda Harus Dibangun di Dalam Negeri

NERACA

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang berupaya memperdalam struktur manufaktur pada sektor industri sepeda di dalam negeri. Hal ini guna mendorong tumbuhnya produsen komponen sehingga dapat lebih mengoptimalkan penggunaan produk lokal dalam mata rantai produksi sepeda.

“Kami akan koordinasikan dengan berbagai pihak, terutama sektor industrinya itu sendiri untuk bisa mengembangkan sepeda dengan komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus melihat, potensi pasar domestik untuk industri sepeda sangat besar sehingga peluang bisnisnya juga masih terbuka lebar. Apalagi, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat banyak yang memilih olahraga dengan bersepeda untuk bisa menjaga kesehatannya.

“Kami lihat tren penggunaan dan penjualan sepeda lagi naik. Kenaikan ini tidak akan sebentar, dan kami juga lihat kalaupun Covid-19 sudah selesai, naik sepeda sudah jadi lifestyle, sehingga demand-nya dalam jangka menengah tidak akan menurun, bahkan masih akan naik,” papar Agus.

Sehingga, menurut Agus guna memacu daya saing industri sepeda di tanah air, Agus menyatakan, pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan beberapa prinsipal sepeda serta mengkaji penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Kami ingin nantinya sepeda yang dipakai masyarakat Indonesia adalah 100% produksi industri di Indonesia,” tegas Agus.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier menyampaikan, pihaknya tengah memacu penguatan rantai suplai bagi industri sepeda di dalam negeri. “Kami akan berupaya tingkatkan TKDN-nya, selama ini rata-rata telah mencapai 40%,” ujar Taufiek.

Taufiek menjelaskan, industri sepeda di dalam negeri juga perlu memanfaatkan teknologi terkini sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan lebih efisien.

“Bagian yang saat ini perlu didukung terutama penerapan teknologi nano untuk bahan rangka sepeda yang terbuat dari carbon karena secara material lebih ringan. Industri ini yang harus dibangun di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan para produsen. Selain itu, rata-rata komponen lain sudah bisa dibuat di dalam negeri,” jelas Taufiek.

Bahkan, kata Taufiek Kemenperin juga mendorong pengembangan sepeda listrik. Hal ini karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berupa nikel untuk kebutuhan bahan baku baterainya.

“Jadi, kami akan optimalkan pabrik-pabrik baterai di dalam negeri untuk mengembangkan sepeda listrik. Inovasi menjadi sangat penting, termasuk desain sepeda yang sesuai dengan tipe atau kebutuhan konsumen Indonesia, karena untuk kenyamanan bersepeda itu sendiri,” imbuh Taufiek.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo mengaku optimistis, industri sepeda nasional bisa bangkit dengan dukungan pemerintah terutama dalam upaya membenahi infrastruktur penunjangnya. Apalagi kehadiran sepeda bukan lagi sekadar alat rekreasi, tetapi saat ini untuk kebutuhan dalam menjaga kesehatan.

 

“Dengan adanya perubahan gaya hidup, pengembangan industri sepeda nasional juga akan terdongkrak. Oleh karena itu, komponen impor harus disubstitusi dengan produk dalam negeri agar menciptakan 100 persen karya anak bangsa,” ungkap Eko.

Menurut Eko, pemerintah harus mendorong masyarakat menggunakan transportasi ramah lingkungan dengan infrastruktur yang baik, salah satunya melalui penggunaan sepeda. “Jadi, pemerintah harus fokus menangani industri ini, sehingga kalau upaya ini diseriuskan bisa sebagai goodwill dari pemerintah untuk mendukung masyarakat memilih sepeda sebagai alat transportasi,” jelas Eko.

Disisi lain, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bangga dan belanja produk-produk dalam negeri yang dibuat oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebab, pandemi COVID-19 telah memukul seluruh lapisan dunia usaha di Indonesia tidak terkecuali UMKM. Sehingga saatnya kita harus peduli dan bangkitkan produk buatan dalam negeri.

"Tak bisa dipungkuri wabah pandemi COVID-19 membuat dunia usaha banyak yang mengalami situasi yang sulit dan tekanan yang berat. Kesulitan ini bukan saja dialami Indonesia, tapi juga oleh banyak negara di dunia. Setiap negara berjuang untuk menyelamatkan seluruh rakyat agar ekonominya tidak terpuruk," kata Agus.

Menurut Agus dengan terserapnya produk-produk yang dihasilkan anak bangsa mampu menjamin keberlangsungan usaha, pendapatan produsen lokal, serta mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bahkan tidak sedikit pula yang memberikan sumbangan untuk ekspor.

"Pengutamaan penggunaan produk dalam negeri bukan dengan batasan prosentase tetapi lebih kepada pemberdayaan UMKM dan Industri dalam negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dan barang dagangan yang sesuai standar," jelas Agus.

Agus pun mengakui, pelaku UMKM dapat memanfaatkan sistem penjualan secara daring untuk meningkatkan pemasaran, memperlancar distribusi produknya, memperoleh informasi mengenai alternatif sumber bahan baku, serta mendapatkan stimulus-stimulus dari pemerintah maupun penyedia platform untuk mendorong peningkatan usaha mereka.

“Untuk menghadapi berbagai tantangan selama pandemi COVID-19, pemerintah akan terus mendorong pelaku UMKM untuk berjualan secara daring. Berjualan secara daring merupakan salah satu inovasi yang harus dilakukan pelaku UMKM untuk tetap dapat mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi,” jelas Agus.

Lebih lnajut, kata Agus, Pemerintah juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan wawasan pelaku UMKM dalam berjualan secara daring. Misalnya dengan berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pembentukan tenaga fasilitator niaga-el yang bisa mendampingi para UMKM untuk berjualan daring.

 

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…