Tren Peringkat Obligasi Turun - Pefindo Ingatkan Potensi Gagal Bayar

NERACA

Jakarta – Tahun ini menjadi tahun yang penuh menantang karena pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap rencana bisnis dan kinerja keuangan emiten. Namun demikian, tren emiten mencari modal dengan penerbitan surat utang tidak pernah surut kendati risiko gagal bayar ikut menghantui. Apalagi, beberapa emiten sudah mengakui adanya potensi gagal bayar di tahun ini akibat pandemi.

Kata Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Salyadi Saputra, profil risiko sejumlah emiten obligasi meningkat hampir di seluruh sektor. Hal itu tercermin dari beberapa pemangkasan peringkat dan outlook yang telah dilakukan Pefindo di sepanjang semester I/2020.”Hampir semua sektor risikonya meningkat, hanya ada beberapa saja yang tidak signifikan berubah. Masalahnya yang sangat mengkhawatirkan kita semua adalah jangan sampai ada default besar-besaran,” kata Salyadi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, kemarin.

Dirinya mengingatkan bahwa tidak semua perusahaan akan diturunkan peringkat maupun outlook-nya. Sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan grup usaha yang memiliki pendanaan kuat, misalnya, tidak akan serta-merta diturunkan peringkat utangnya. Hendro Utomo, Direktur Pemeringkatan Pefindo, menambahkan peningkatan profil risiko juga terjadi di industri keuangan baik perbankan maupun perusahaan pembiayaan nonbank.

Di industri keuangan, lanjut Hendro, sisi penyaluran kredit baru telah mengalami penurunan yang cukup tajam pada masa pandemi ini. Hal itu diperparah oleh potensi berkurangnya pemasukan arus kas dari kredit yang sudah disalurkan karena kebijakan restrukturisasi yang dikeluarkan pemerintah, walaupun saat ini nilainya masih terkendali.

Adapun, program relaksasi berupa restrukturisasi kredit dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan untuk memberikan kelonggaran kepada debitur supaya tetap bisa menjalankan usahanya pada masa pandemi.”Kami menekankan dampak terhadap rating ini adalah di likuiditas perusahaan. Dari pengamatan kami, khususnya dari perusahaan yang tergabung dalam suatu grup usaha yang kuat umumnya memiliki bantalan likuiditas yang cukup memadai,” jelas Hendro.

Hendro menunjukkan beberapa perusahaan pembiayaan dan bank yang diperingkat oleh Pefindo ada yang telah melunasi utang jatuh tempo pada semester I/2020 tepat waktu. Bahkan, perusahaan tersebut tidak melakukan pendanaan ulang atau refinancing yang sekaligus menunjukkan kemampuan perseroan dalam mengelola likuiditas.

Memasuki paruh kedua tahun ini, aktivitas usaha yang mulai bergerak kembali diharapkan membawa angin segar bagi arus kas korporasi. Hendro memperkirakan setidaknya arus kas yang dihasilkan pada semester II/2020 dapat menutupi arus kas yang tertunda pada kuartal II/2020. Sebagai informasi, hingga akhir tahun Pefindo memperkirakan emisi surat utang korporasi sebanyak-banyaknya Rp100 triliun. Nilai tersebut merupakan skenario optimistis dari tiga skenario yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat utang tersebut.

Untuk skenario pesimistis, Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi pada periode Juli—Desember 2020 bertambah 25% dari total mandat yang sudah dikantongi per 30 Juni 2020. Dengan demikian, total emisi obligasi korporasi pada tahun ini bisa mencapai Rp60 triliun—Rp70 triliun. Skenario moderat, pertambahan emisi pada semester II/2020 diperkirakan sebanyak 50% dari total mandat atau terjadi peningkatan yang hampir sama dengan semester I/2020, sehingga total emisi pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp80 triliun.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…