Laba Bersih J Resources Anjlok 59,13%

NERACA

Jakarta - Perusahaan tambang mineral, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) membukukan penjualan di kuartal pertama 2020 sebesar US$ 61,83 juta atau turun 3,49% dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar US$ 64,01 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin.

Penurunan penjualan membuat beban pokok penjualan PSAB turun 10,35% (yoy) dari US$ 34,67 juta di kuartal pertama 2019 menjadi US$ 31,08 juta di triwulan I-2020. Dengan hasil tersebut, laba kotor PSAB tercatat sebesar US$ 30,74 juta di kuartal I-2020 atau naik 4,77% (yoy) dibandingkan hasil di tiga bulan pertama 2019 sebesar US$ 29,34 juta.

Alhasil, PSAB mengalami penurunan laba bersih sebesar 59,13% (yoy) menjadi US$ 1,32 juta di kuartal pertama 2020, sedangkan di priode yang sama tahun lalu laba bersih perseroan berada di level US$ 3,23 juta. PSAB memiliki total liabilitas sebesar US$ 649,96 juta di kuartal I-2020. Pada saat itu, liabilitas jangka pendek PSAB tercatat sebesar US$ 280,03 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$ 369,92 juta.

Hingga akhir kuartal I-2020, total aset yang dimiliki PSAB mencapai US$ 1 miliar. Jumlah ini terdiri dari aset lancar sebesar US$ 184,91 juta dan aset tidak lancar sebesar US$ 816,46 juta. Penurunan kinerja keuangan perseroan di kuartal pertama sudah diprediksi. Kala itu, perseroan  memperkirakan pendapatan dan laba bersih bisa turun dengan besaran kurang dari 25%. Nilai itu dihitung dari dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar komoditas serta pembatasan aktivitas operasional perusahaan tambang emas tersebut.

Perseroan mengungkapkan, pandemi covid-19 berdampak terhadap pembatasan operasional PSAB dalam kurun waktu 3 bulan. Adanya protokol tambahan yang dilakukan mengikuti protokol penanganan Covid-19 berimbas pada schedule roaster atau shift kerja. Seperti, perlu ada tambahan tempat atau perantara karantina sebelum masuk ke lokasi pabrik, adanya mess tambahan yang harus disiapkan supaya pekerja tidak ada kontak dengan orang di luar lingkungan pabrik.

Dari kondisi itu, kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang mengalami pembatasan terhadap total pendapatan konsolidasi tahun 2019 diperkirakan kurang dari 25%. Sementara itu, perkiraan penurunan total pendapatan konsolidasi untuk periode Maret-April 2020 dibandingkan Maret-April 2019 juga kurang dari 25%. Sedangkan dampak terhadap laba bersih konsolidasi untuk periode Maret-April 2020 dibandingkan Maret-April 2019 juga diperkirakan turun kurang dari 25%.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…