NERACA
Jakarta – Resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tengah pandemi Covid-19, tidak menyurutkan ekspansi bisnis PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC). Perusahaan kemasan plastik ini berniat mengembangkan teknologi digital packaging untuk membantu pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Direktur Megalestari Epack, Bahar dalam prospektus yang dirilis di Jakarta, kemarin mengatakan, UMKM merupakan potensi pasar yang besar bagi perseroan, karena pebisnis atau penjual makanan UMKM masih menggunakan kemasan home-made yang secara kualitas di bawah standar. Padahal, kualitas kemasan dapat berpengaruh terhadap isi dari produk yang dijual, seperti lamanya kadaluarsa, rasa, dan tekstur dari makanan yang dijual.”Dengan digital packaging, kami harap dapat memudahkan para pelaku usaha dalam beroperasi. Selain itu, harga yang kami ditawarkan relatif sama dengan kemasan home-made, sehingga dengan harga yang sama, pelaku usaha dapat memiliki kualitas bahan serta rancangan yang bagus,”ujarnya.
Epack group adalah packaging solution provider pertama di Indonesia yang mempunyai kemampuan produksi multi-platform, di roto maupun digital. Menurut Bahar, belum ada produk substitusi yang bisa memberikan nilai tambah seperti kemasan fleksibel. Sehingga, permintaan produk perseroan juga terus meningkat seiring dengan tumbuhnya merek-merek baru dari segmen bisnis UKM. “Dengan ini kami sangat optimistis akan berkembangnya usaha kami,” tegasnya.
Perseroan juga berencana mengembangkan produk pengemasan dengan bahan yang lebih ramah lingkungan untuk menyiasati wacana pengurangan plastik yang sebelumnya digaungkan pemerintah. Dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan, emiten yang bergerak di bidang fast moving consumer goods (FMCG) kemasan fleksibel ini melepaskan sebanyak 250 juta saham atau 7,57% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor. Dengan harga pelasksanaan Rp 110 per saham, perseroan diperkirakan meraup dana segar Rp 27,5 miliar dari aksi korporasi tersebut.
Kata Bahar, pencatatan saham perseroan di BEI bertujuan untuk mendukung pengembangan, pertumbuhan, dan kinerja perseroan di masa datang. Perseroan menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (underwriter). “Epack group adalah packaging solution provider pertama di Indonesia yang mempunyai kemampuan produksi multi-platform, di roto maupun digital,” tandasnya.
Sedangkan pada perdagangan saham di BEI, saham EPAC langsung menguat hingga mengalami penolakan otomatis (auto reject) atas setelah harganya melesat 34,55% menjadi harga Rp 148.
Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…
Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…
NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…
Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…
Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…
NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…