Penjualan Lesu Imbas Corona - Matahari Departement Merugi Rp 93,95 Miliar

NERACA

Jakarta –Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap bisnis ritel, termasuk PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) yang terkoreksi pencapaian kinerjanya di kuartal pertama 2020. Dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin, perseroan membukukan pendapatan bersih hingga Rp 1,55 triliun atau turun 19,69% dibandingkan priode yang sama tahun lalu pendapatan hingga Rp 1,93 triliun.

Perseroan menjelaskan, penjualan eceran yang menjadi penopang pendapatan LPPF terlihat menurun hingga 22,32% year on year (YoY) menjadi Rp 976,77 miliar. Sementara itu, penjualan konsinyasi-bersih juga menurun 16,09% YoY menjadi Rp 535,36 miliar. Hanya pendapatan jasa yang terkerek naik hingga 16,11% YoY menjadi Rp 37,04 miliar.

Perdagangan LPPF di awal Maret sebenarnya masih baik. Hanya saja, perdagangan mengalami penurunan drastis di pertengahan Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Walaupun beban pokok pendapatan LPPF mampu ditekan 13,74% YoY menjadi Rp 631,4 miliar. Laba kotor LPPF tetap terkoreksi menjadi Rp 917,77 miliar dari sebelumnya Rp 1,2 triliun.

Penurunan pada laba kotor ini menyebabkan LPPF mencatatkan rugi operasional berjalan hingga Rp 35,32 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, LPPF mengantongi laba operasional hingga Rp 184,02 miliar. Kerugian operasional ini juga disebabkan oleh kerugian lain-lain yang membengkak menjadi Rp 5,71 miliar dari sebelumnya Rp 372 juta. Padahal, dari sisi beban usaha sudah ditekan hingga 6,3% YoY menjadi Rp 947,39 miliar.

Di kuartal pertama 2020, perseroan membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 93,95 miliar. Padahal di priode yang sama tahun lalu, LPPF mampu mencatatkan laba hingga Rp 142,51 miliar. Untuk total aset yang dimiliki LPPF hingga kuartal I 2020 adalah Rp 9,22 triliun, naik dibanding akhir tahun 2019 yang tercata Rp 4,83 triliun. Total liabilitasnya meningkat drastis hingga 155,66% kuartal on kuartal (QoQ) menjadi Rp 7,9 triliun.

Liabilitas LPPF meningkat signifikan salah satunya dipicu pembengkakan pinjaman bank hingga Rp 1,62 triliun yang pada kuartal I 2018 akun ini tidak tercatat. Di sisi lain, total ekuitas LPPF  terkoreksi hingga 24,57% QoQ menjadi Rp 1,32 triliun. CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Department Store, Terry O’Connor mengatakan, penjualan telah memenuhi harapan perseroan hingga pertengahan Maret ketika dampak Covid-19 menekan perdagangan perseroan secara signifikan. Pada hari-hari terakhir bulan Maret, pihaknya melihat penurunan penjualan secara signifikan, sehingga penjualan pada kuartal I-2020 menurun 18,1%. “Kami menghadapi periode yang menantang ini dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan, dan jajaran senior kami berdedikasi penuh dalam menanggapi perubahan pasar dengan cepat. Kami tetap siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan Matahari bangkit, serta melayani pelanggan lebih baik dari sebelumnya dan menyambut kembali kolega di gerai-gerai dan fasilitas kantor kami,” kata Terry.

Dia menegaskan, perseroan secara proaktif menutup semua kecuali 3 gerainya pada 30 Maret 2020, demi melindungi karyawan dan pelanggannya. Matahari meyakini telah turut ambil bagian dalam pencegahan Covid-19 secara nasional dan mendukung aksi pemerintah dalam menangani penyebarannya. Semua saluran online, termasuk Matahari.com, tetap beroperasi dan kemampuannya terus ditingkatkan untuk melayani permintaan yang meningkat melalui saluran ini.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…