Antam Cetak Rugi Bersih Rp 281,83 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2020, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp281,83 miliar, memburuk  dibanding priode yang sama mencatatkan laba bersih Rp176,1 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Sementara perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp5,2 triliun, turun 16,35% dibanding akhir Maret 2019 yang tercatat sebesar Rp6,2 triliun. Perseroan mengungkapkan, kontribusi penjualan ekspor sebesar Rp 1,37 triliun atau 26% dari total penjualan. Perseroan menyebutkan, emas merupakan kontributor terbesar pendapatan dengan kontribusi sebesar Rp 3,97 triliun atau 76% dari total penjualan. Sedangkan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dengan kontribusi sebesar Rp 969,95 miliar atau 19% dari total penjualan pada kuartal I-2020.

Di tengah volatilitas tren penurunan harga komoditas nikel global dan fluktuasi penguatan nilai tukar dolar AS yang signifikan terhadap kurs rupiah sepanjang kuartal I-2020 membuat ANTM mengalami rugi selisih kurs yang diserap sebesar Rp 362 miliar. Hal itu turut mempengaruhi capaian profitabilitas ANTM. Pada kuartal I-2020 perusahaan ini membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 281,84 miliar.

Di tengah kondisi yang ada, performa bisnis dan kinerja operasional ANTM tetap solid. Hal tersebut tercermin dengan capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang mencapai Rp 34 miliar di kuartal I-2020. Disebutkan, posisi keuangan ANTAM yang solid tercermin pula dari perolehan Corporate Credit Rating S&P Global ANTAM tahun 2020 di mana Antam dapat mempertahankan capaian rating B/outlook stable.

Perseroan juga mengungkapkan, beban pokok penjualan tercatat Rp4,64 triliun atau turun 12,5% dibanding kuartal I 2019 sebesar Rp5,3 triliun. Ditambah, beban keuangan  sebesar sebesar Rp1,87 triliun, naik 6.882% dibanding kuartal I 2019 sebesar Rp17,01 miliar. Pada sisi ekuitas tercatat Rp18,02 triliun,  turun 0,6% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp18,13 triliun. Sementara itu, kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp12,74 triliun atau mengalami peningkatan 5,6% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp12,06 triliun.   

Adapun aset perseroan tercatat senilai Rp30,77 triliun, naik 1,92% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat senilai Rp30,19 triliun. Kemudian kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp18,86 miliar,  membaik dibandingkan kuartal I 2019, yang tercatat minus Rp933 miliar.   

Dalam kondisi volatilitas industri pertambangan global sepanjang kuartal I-2020 serta pembatasan aktivitas perdagangan internasional sebagai akibat pandemi Covid-19, ANTM mampu menjaga kinerja produksi dan penjualan komoditas utama tetap solid. Di kuartal I-2020, produksi feronikel ANTM mencapai 6.315 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan mencapai 6.379 TNi.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…