Laba Bersih Pakuwon Jati Anjlok 90,8%

NERACA

Jakarta -Di kuartal pertama 2020, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan laba bersih sebesar Rp66,76 miliar, turun 90,8% dibanding  priode yang sama tahun lalu sebesar Rp720, 9miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin.

Sementara total pendapatan  usaha emiten properti ini juga terkoreksi 3,5% menjadi Rp 1,65 triliun dibanding akhir Maret 2019 yang tercatat sebesar Rp1,71 triliun. Tapi beban pokok pendapatan tercatat Rp673,45 miliar atau turun 7,04% dibanding kuartal I 2019 sebesar Rp724,09 miliar. Ditambah, rugi nilai tukar sebesar sebesar Rp557,6 miliar, sedangkan  kuartal I 2019 justru mencatat keuntungan nilai tukar sebesar Rp63,02 miliar.

Pada sisi ekuitas tercatat minus Rp16,76 triliun,  turun 7,35% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp18,09 triliun. Sementara itu, kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp9,8 triliun atau mengalami peningkatan 6,38% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp7,99 triliun. Adapun aset perseroan tercatat senilai Rp26,56 triliun, naik 1,8% dibanding akhir tahun 2019, yang tercatat senilai Rp26,09 triliun.

Kemudian kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp633,17 miliar,  turun 9,29% dibandingkan kuartal I 2019, yang tercatat Rp698,08 miliar. Tahun ini menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perseroan. Pasalnya, dampak pandemi Covid-19 dirasakan betul terhadap target bisnis. Tak heran, hingga akhir tahun diprediksi akan mengalami tekanan.

Direktur Pakuwon Jati, Ivy Wong pernah bilang, dari sisi penjualan aset diprediksi akan mengalami tekanan di tahun ini. Meski belum pasti jumlahnya, yang jelas Pakuwon Jati akan menurunkan target pendapatan pra-penjualan (marketing sales) tahun ini dari yang awalnya ditargetkan Rp 1,7 triliun. Selain itu, bisnis akan terpengaruh dari sisi cicilan pembayaran perumahan karena adanya penundaan pembayaran oleh pembeli. Situasi ini dapat berdampak terhadap kegiatan operasional dan kondisi keuangan.

Selain itu, lanjutnya, pembatasan sosial yang telah diimplementasikan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Indonesia juga menyebabkan penurunan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan seiring dengan penutupan sementara atau berkurangnya jam operasional dari pusat perbelanjaan, penutupan gedung perkantoran dan karyawan diminta bekerja dari rumah.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…