Pasar Modal Mulai Kondusif - OJK Menilai Kebijakan Membuahkan Hasil

NERACA

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sejumlah kebijakan terkait pasar modal yang telah digulirkan sejak masa awal pandemi kini telah mulai membuahkan hasil. Pasalnya, kebijakan OJK mampu membuat situasi pasar modal mulai kondusif dan pulih setelah sempat tertekan akibat dampak pandemi Covid-19.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, beberapa waktu lalu indeks harga saham gabungan (IHSG) jatuh dari level di atas 6.000 ke level di bawah 4.500 yang merupakan bentuk sentimen negatif dari pandemi Covid-19,”Ini sentimen negatif datang lebih awal, jadi kita sudah mengeluarkan berbagai kebijakan kemarin untuk bagaimana agar penurunan itu tidak terlalu dalam,”ujarnya dalam diskusi daring di Jakarta, kemarin.

Dirinya menuturkan, IHSG kini telah bergerak stabil dan mulai mengarah ke pemulihan dan berharap hal tersebut dapat terus berlangsung.”Kondisi di pasar saham sudah cukup positif bahkan saat ini kami lihat level indeksnya 4.996 dan sudah menembus 5.000. Mudah-mudahan ini akan recovery dan normal,” ujarnya.

Tak hanya itu, dia menuturkan banyak investor asing yang mulai kembali berminat pada pasar modal Indonesia baik dari sisi saham maupun obligasi. Berdasarkan data OJK pada Mei 2020 terdapat inflow investor asing di pasar saham tercatat net buy Rp8 triliun dan di pasar SBN net buy Rp7,07 triliun. Beberapa minggu terakhir sudah lebih banyak mulai hijau yaitu perdangan Kamis indeksnya sudah 4.900 karena kita mengeluarkan berbagai kebijakan sehingga direspon positif agar sektor riil betul-betul minimal dampaknya.

Dirinya menjelaskan, capaian itu terwujud atas kebijakan OJK yang berusaha menahan agar tidak terjadi penurunan saham secara drastis seperti menetapkan batas auto rejection bawah dan memperbolehkan emiten melakukan buyback tanpa melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).”Ini semua bukan berarti menghindar tapi hanya sekadar tensinya supaya tidak terlalu dalam. Alhamdulillah khusus yang faktor ini sentimen positif sudah mulai hadir,”jelasnya.

Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menambahkan, pihaknya terus memantau kondisi emiten-emiten yang memiliki kewajiban jatuh tempo surat utang pada tahun ini. Adapun nilai utang obligasi emiten yang outstanding hingga akhir tahun ini mencapai Rp117 triliun. Disampaikannya, OJK telah mengantisipasi risiko kesulitan likuiditas bagi emiten yang menerbitkan surat utang dengan sejumlah mekanisme terkait restrukturisasi obligasi.

Menurutnya, saat ini OJK terus memantau dan melakukan asesmen terhadap masing-masing emiten. Selain itu, Hoesen menyebut OJK juga bekerja sama dengan sejumlah lembaga pemeringkat dan berkomunikasi dengan investor, baik domestik maupun asing.“Kita punya concern yang sama. So far mudah-mudahan ke depan masalah mengenai likuiditas di korporasi bisa kita lewati,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hoesen menyebut per Juni hingga Desember 2020 ini, outstanding utang jatuh tempo pokok dan bunga obligasi emiten—sudah termasuk emiten BUMN dan non-BUMN—mencapai Rp 117 triliun. Namun, Hoesen enggan memerinci emiten mana saja yang tengah diasesmen oleh OJK terkait jatuh tempo utangnya. Dia hanya memastikan bahwa mekanisme penyelesaian utang jatuh tempo ini sudah tersedia.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…