Saham Perdana Indosterling Melesat Hingga 35%

NERACA

Jakarta – Debut perdana di pasar modal, perdagangan saham PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) melesat hingga 35% menjadi Rp 216 atau menguat hingga mengalami penolakan otomatis (auto reject) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, perseroan merupakan emiten ke-28 yang melaksanakan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/ IPO) sebanyak 251 juta saham baru atau sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Perseroan menetapkan harga penawaran sebesar Rp 160. Sedangkan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi PT Sinarmas Sekuritas sebagai dan penjamin emisi efek PT Philip Sekuritas dan PT Semesta Indovest. Direktur Utama Indosterling Technomedia, Billy Andrian mengungkapkan, di tengah situasi yang penuh tantangan ini, perseroan akhirnya berhasil menjadi perusahaan terbuka. “Pencatatan saham perdana ini menjadi tonggak sejarah baru bagi perjalanan usaha kami. Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas dukungan dan kerja kerasnya sehingga proses penawaran publik dapat berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Dia menjelaskan, perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp 35 miliar dari aksi IPO saham. Rencananya sekitar 58% dana hasil IPO saham akan digunakan untuk menambah modal anak usaha perseroan, yaitu PT Technomedia Sarana Semesta (TSS). Sebanyak 20% akan digunakan perseroan untuk menambah setoran modal kepada anak usaha lainnya yaitu PT Technomedia Sarana Semesta (TMS), yang akan digunakan untuk pembelian inventori, biaya pemasaran, dan biaya operasional. Sedangkan, sisanya sebesar 22%, akan digunakan perseroan untuk modal kerja perseroan.

Menurut Billy, IPO saham akan mendorong pengembangkan usaha perseroan untuk mengoptimalisasi potensi pertumbuhan ekonomi digital. “Kami melihat peluang bisnis di bidang teknologi informasi digital masih terbuka lebar. Apalagi sektor ini juga menjadi salah satu sektor yang diberikan perhatian khusus oleh Pemerintah untuk ditingkatkan daya saingnya,” ujarnya.

Hingga akhir 2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 19,65 miliar, meningkat 72% dibanding pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 11,42 miliar. Kenaikan terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan platform Edufecta dan Pingpoint. Indosterling mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 2,93 miliar hingga akhir 2019, dari sebelumnya merugi sebesar Rp 12,99 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar Rp 25,88 miliar hingga akhir tahun lalu atau naik 27,80% dibanding periode sama tahun 2018 sebesar Rp 20,25 miliar. Total aset terdiri atas aset lancar sebesar Rp 21,03 miliar dan aset tak lancar sebesar Rp 4,85 miliar. Kemudian dari sisi liabilitas tercatat Rp 9,9 miliar di tahun 2019, dibandingkan dengan Rp 6,4 miliar di tahun sebelumnya. 

Kata Billy, perseroan ke depannya akan menjaga komposisi yang sehat antara aset, liabilitas dan ekuitas untuk menunjang pertumbuhan perseroan secara berkelanjutan. Disampaikannya, peluang bisnis di bidang teknologi informasi digital masih terbuka lebar. Apalagi sektor ini juga menjadi salah satu sektor yang diberikan perhatian khusus oleh pemerintah untuk ditingkatkan daya saingnya. 

Oleh karena itu, IPO ini akan membantu pengembangan usaha TECH untuk mengoptimalisasi potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut. "Kami akan terus bekerja keras untuk menghasilkan inovasi-inovasi produk, sehingga terus menjadi yang terdepan. Kami optimistis inisiatif ini akan menguatkan profil pertumbuhan kami serta memberikan imbal hasil yang positif dalam jangka panjang bagi seluruh pemegang saham,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Vira Widiyasari Jabat Country Manager Visa Indonesia

Visa, pemain utama di dunia dalam pembayaran digital mengumumkan bahwa Vira Widiyasari telah ditunjuk sebagai Country Manager, efektif per tanggal…

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Vira Widiyasari Jabat Country Manager Visa Indonesia

Visa, pemain utama di dunia dalam pembayaran digital mengumumkan bahwa Vira Widiyasari telah ditunjuk sebagai Country Manager, efektif per tanggal…

SakuraLand Tawarkan Hunian Terjangkau, Berkualitas dan Strategis

Masih tingginya angka backlog perumahan menjadi terbuka potensi pertumbuhan pasar properti. Berdasarkan data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023,…

BI Rate Bakal Turun - Pasar Otomotif dan Mobil Bekas Masih Bisa Tumbuh

NERACA Jakarta – Meski pasar otomotif dalam negeri tengah lesu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi industri tersebut dapat membaik…