Pengawasan Perbankan dan Resesi Ekonomi

 

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

 

Romer pada tahun 1990 menerbitkan tulisan dengan judul perubahan teknologi secara endogen yang merupakan koreksi terhadap model pertumbuhan Sollow. Resesi, perbankan dan teknologi merupakan trisula dalam perekonomian dunia. Keterkaitan antara resesi dan perbankan sangatlah erat, resesi dapat mempengaruhi perbankan secara positif misalnya yang terjadi di AS. Amerika Serikat semenjak resesi ekonomi di akhir tahun 2000-an yang lalu telah mengubah sistem keuangannya melalui tindakan pemerintah dan inovasi sektor swasta.

Lebih dari 10 tahun yang lalu, bank Prancis BNP Paribas membekukan dana terkait hipotek Maerika Serikat  akibat gagal bayar pada pinjaman subprime mortgage terjadi mendadak dan pasar panik, termasuk terjadi pelarian di bank Inggris Northern Rock. Selama tahun berikutnya, banyak bank gagal operasi termasuk Bank investasi Bear Stearns runtuh, Lehman Brothers jatuh, dan banyak perusahaan keuangan lain termasuk AIG, Fannie Mae, dan Freddie Mac membutuhkan dana talangan. Resesi Hebat 2007 hingga 2009 sedang berlangsung, bagi pelaku pasar mungkin terasa seolah-olah sistem keuangan tidak banyak berubah dalam dekade sejak kemerosotan, tetapi faktanya sudah terjadi perubahan yang sangat serius.

Resesi mengubah bank-bank investasi dan menciptakan kesenjangan besar antara bank-bank yang dengan cepat merombak bisnis mereka dan mereka yang gagal karena mereka gagal dalam bergerak cepat. Bank dan afiliasinya sekarang memiliki standar kehati-hatian yang lebih tinggi - khususnya, persyaratan modal yang lebih tinggi dan persyaratan likuiditas yang baru, tetapi juga resolusi wajib dan rencana pemulihan serta pengawasan yang lebih ketat. Untuk bagian positifnya, sektor swasta menanggapi pelajaran dari krisis keuangan global dan peluang yang ditawarkan dengan teknologi baru untuk mengubah lanskap perbankan yang semakin kompetitif dan mengubah model bisnis secara fundamental.

Pengawasan yang lebih ketat adalah norma umum yang terjadi akibat resesi perekonomian. Namun demikian banyak negara kadang-kala seperti memang sengaja untuk menciptakan resesi ekonomi dalam rangka memperketat pengawasan perbankannya. Misalnya Jepang yang sengaja menaikan pajak penjualannya agar perekonomian Jepang memasuki resesi. Turunnya pertumbuhan perekonomian Jepang pada kuartal terakhir tahun 2019 yang lalu sebesar 6,3persen adalah contohnya. Ketika pemerintah Jepang akan menaikan pajak penjualan tersebut, pemerintah Jepang meminta nasehat kepada banyak ekonom terkemuka dunia termasuk Paul Krugman.

Para ekonom tidak ada yang menyarankan agar rencana kenaikan pajak penjualan tersebut dilaksanakan, namun pemerintah Jepang terus melaksanakan niatnya tersebut. Memang agak aneh untuk dicermati mengapa nasehat-nasehat para ekonom terkemuka tersebut diabaikan. Hal ini hanya mungkin terjadi karena pemerintah Jepang memang tengah merencanakan menciptakan resesi baru di dalam perekonomiannya sehingga pengawasan perbankan di masa depan menjadi lebih baik. Mungkin saja ini juga terjadi akibat pemerintah Jepang melakukan kesalahan dalam perhitungannya. Salah satu buktinya adalah cara penanganan coronavirus pada kapal pesiar yang lalu dimana hampir semua negara tetap melaksanakan karantina terhadap penumpang kapal tersebut begitu mereka tiba di negara-negaranya masing-masing. Sepertinya ada keterlambatan dalam cara berpikir dari pemerintah Jepang.

Resesi dapat merusak bank secara nyata melalui kerugian kredit, penurunan nilai investasi baru, pengurangan pendapatan bisnis baru, dan sebagainya. Lebih buruk lagi, situasi ini dapat memburuk karena menimbulkan kerusakan bank dalam menawarkan ketersediaan kredit, yang justru akan memperburuk resesi, yang juga akan memaksa bank untuk mengurangi kredit lebih lama lagi. Resesi adalah istilah ekonomi makro yang mengacu pada penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi umum di wilayah yang ditentukan. Ini biasanya diakui setelah dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan ekonomi, sebagaimana tercermin oleh PDB bersama dengan indikator bulanan seperti lapangan kerja.

Bank Sentral Amerika Serikat menggunakan definisi yang berbeda lagi. Untuk menghadapi resesi maka bank sentral harus melakukan evaluasi terhadap kekuatan dari kebijakan moneter yang ada. Pengawas perbankan harus mengevaluasi kekuatan perbankan secara riil. Coronavirus membuka peluang resesi di banyak negara dan ini harus dicermati secara seksama.

Di masa depan, para teknolog yang dapat mengubah arsitektur dan alat teknologi menjadi proposisi strategi dan fondasi bagi pelanggan yang lebih menarik bagi bank untuk mencapai keputusan yang lebih cepat yang pada gilirannya akan bergabung dengan para bankir dan tenaga penjualan sebagai orang dengan bayaran tertinggi di perbankan. Spesialis teknologi akan memainkan peran yang lebih besar dalam mengalokasikan investasi, bekerja bersama manajemen senior dari latar belakang yang lebih tradisional, yang saat ini mendorong sebagian besar pengambilan keputusan tetapi memiliki keahlian teknologi yang terbatas.

Bank akan mengotomatiskan tugas manual dan proses untuk meningkatkan efisiensi, memindahkan layanan ke cloud, dan meningkatkan kualitas analisis data, sebagian dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang. Konsekuensinya resesi yang akan terjadi di masa depan justru akan memaksa perbankan menjadi pengguna teknologi secara intensif dan berbarengan dengan itu pengawas sector perbankan harus menyiapkan stimulus bagi perbankan untuk bersiap mengadopsi teknologi yang lebih canggih lagi dengan adanya resesi maupun ketika resesi tidak terjadi.

Bisnis jasa keuangan berdasarkan sejarahnya tidak pernah siap terhadap disrupsi teknologi. Sejak krisis ekonomi global, industri jasa keuangan mengalami disrupsi besar seperti kerangka kerja peraturan baru, dengan perlindungan data dan transparansi yang lebih besar pada intinya yang telah menempatkan kepatuhan sebagai prioritas di atas agenda perbankan dunia. Inilah faktor penting yang harus diantisipasi oleh perbankan dan juga regulator sector keuangan. Perlu dicamkan input dari Romer bahwa perbankan harus menciptakan teknologi secara endogen apalagi krisis ekonomi akibat Covid-19 dapat saja berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

BERITA TERKAIT

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…