Pendapatan Lippo Cikarang Turun 23,3%

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2019, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) membukukan total pendapatan Rp 1,69 triliun, turun 23,3% dari Rp 2,21 triliun pada 2018. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, penurunan terutama dari penjualan tanah yang tidak berulang ke PT MSU sebesar Rp 838 miliar pada 2018, dibandingkan dengan Rp 65 miliar pada 2019.

Namun demikian secara normal, pendapatan perseroan tahun lalu meningkat sebesar 18,8% menjadi Rp1,62 triliun dari Rp1,37 triliun di 2018. Pada kuartal IV-2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 634 miliar atau meningkat 69,7% dari Rp374 miliar di kuartal III-2019. Kenaikan karena penjualan properti meningkat setelah pemilihan Presiden dan Hari Raya Islam. Pendapatan Lippo Cikarang ditopang oleh penjualan lots industri yang lebih tinggi, yakni penjualan tanah Delta Silicon 8 pada 2019.

Selain itu, terjadi peningkatan pendapatan berulang yang dihasilkan oleh divisi manajemen kota untuk tarif kepada penduduk meningkat sebesar 15% pada 2019. Hal ini menyebabkan pertumbuhan pendapatan tahun ke tahun yakni 378% dan 23,7%. Penjualan rumah tinggal dan apartemen mencapai Rp8 25 miliar memberikan kontribusi hingga 48,7% dari total pendapatan 2019. Sementara pendapatan dari penjualan tanah industri dan komersial sebesar Rp134,5 miliar, dengan kontribusi sebesar 7,9% terhadap total pendapatan.

Adapun, laba kotor perseroan menurun menjadi Rp 681 miliar di 2019 dari Rp1,33 triliun di 2018 dan laba bersih turun menjadi Rp 311 miliar di 2019 dari Rp1,96 triliun di 2018. Secara kuartalan, laba kotor perseroan meningkat 96,6% menjadi Rp262 miliar di kuartal IV-2019 dari Rp133 miliar di kuartal III-2019. Lippo Cikarang mencetak EBITDA sebesar Rp 496 miliar pada 2019, turun 49,6% dari Rp 985 miliar pada 2019. Total aset perseroan meningkat 32,4% menjadi Rp12,21 triliun dari Rp 9,22 triliun berkat penyelesaian rights issue yang meningkatkan sekitar Rp2,9 triliun.

Presiden Direktur Lippo Cikarang, Simon Subiyanto mengatakan, mengingat pasar properti yang kompetitif saat ini, perseroan terus fokus pada pengendalian biaya dan operasi yang efisien sambil menyediakan pelanggan dengan produk-produk berkualitas tinggi. “Melalui produk yang kami luncurkan baru-baru ini, Waterfront Estates, di mana cluster pertama telah terjual habis dan kami membuka penjualan unit di cluster 2,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…